Gubernur Undang Korban Kanjuruhan ke Grahadi, Devi Athok Tidak

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengundang keluarga korban Kanjuruhan hadir di Gedung Negara Grahadi, Kamis (2/3/2023) malam. Namun salah satu keluarga korban yang aktif menyuarakan keadilan, Devi Athok Yulfitri justru tak diundang, ia pun kecewa dengan pertemuan tersebut.
1. Devi Athok dan keluarga cari keadilan tak diundang
Devi Athok merupakan ayah dari dua korban tewas Kanjuruhan. Ia tak diundang dalam agenda tersebut.
Diketahui, agenda itu digelar secara terutup yang hanya bisa diikuti oleh undangan saja. Bahkan Jurnalis pun tak mengetahui agenda yang digelar di Gedung Negara Grahadi itu
Devi Athok pun merasa kecewa, karena dalam pertemuan itu, Gubernur tak membahas soal proses hukum yang saat ini sedang berjalan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
"Bahwa negara tidak hadir dalam upaya korban mencari keadilan dan justru mengaburkannya dengan acara santunan,” ujar Devi dihubungi media, Jumat (3/3/2023).
Devi menyebut, bukan cuma dia yang tak diundang, ada tujuh hingga delapan keluarga yang juga tak diundang. Mereka merupakan keluarga korban yang sedang mencari keadilan, ada yang sedang melakukan gugatan perdata, ada pula yang sedang membuat laporan model B di Polres Malang.
"Ada delapan keluarga korban yang menunut keadilan malah disingkirkan. Delapan keluarga korban yang nuntut keadilan," ujarnya.
2. Dianggap pencitraan belaka

Menurutnya, pertemuan itu hanya sebagai pencitraan belaka. Lewat pertemuan tersebut, seolah-olah Pemerintah peduli dengan keluarga korban lewat santunan.
"Padahal yang keluarga korban butuhkan adalah keadilan," tutur Devi
Athok bahkan curiga, pertemuan itu sengaja digelar jelang putusan. Sebab, semenjak tragedi pada 1 Oktober 2022 lalu, Khofifah belum pernah mengundang keluarga korban ke Grahadi.
"Momen-momen menuju putusan laporan model A di PN Surabaya,” pungkasnya.
3. Khofifah gelar silaturahmi dengan 120 keluarga korban Kanjuruhan

Melalui keterangan resminya, Gubernur Khofifah melakukan silaturahmi dan tahlilan bersama dengan keluarga korban tragedi Kanjuruhan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (2/3/2023) malam. Doa dan tahlil yang diikuti 120 orang keluarga korban Kanjuruhan Malang ini juga dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, pejabat Polda Jatim dan Kapolres Malang.
Kepada keluarga korban, Gubernur Khofifah menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa takziah dan berkunjung ke rumah korban satu per satu. Namun, ia meyakinkan bahwa doanya untuk para korban Tragedi Kanjuruhan akan terus mengalir hingga saat ini.
"Terima kasih sudah berkenan rawuh ke Grahadi, karena saat itu saya tidak bisa takziah satu per satu. Waktu itu saya menunggu tim DVI sampai selesai di RSUD Saiful Anwar Malang. Yang ada di rumah sakit sudah bisa bertemu langsung tapi tetap tidak bisa bertemu semua. Kami mohon maaf tapi doa saya terus mengalir untuk keluarga panjenengan semua," katanya.
Selain itu, bagi para keluarga korban Kanjuruhan, Khofifah juga akan memberikan prioritas untuk diterima di SMA/SMK Negeri. Hal ini karena SMA dan SMK Negeri ada di bawa kewenangan Pemprov Jatim.
"Monggo dikoordinasikan Ketua Paguyubannya, sehingga ini harus betul-betul dari keluarga para korban. Jadi baik putra maupun putrinya dari keluarga korban Kanjuruhan," katanya.
Tak hanya akses prioritas masuk SMA/SMK negeri, bagi keluarga korban yang berdomisili di Kabupaten dan Kota Malang, Gubernur Khofifah bersama Baznas Jatim juga akan memberikan bantuan usaha ayam crispy yakni ‘Z-Chicken’. Bantuan ini berupa gerobak, modal usaha dan pelatihan terkait teknisnya seperti bumbu dan cara memasaknya.
"Jadi gerobaknya ini sudah permanen. Selain gerobak nanti juga akan ditraining cara memasaknya termasuk bumbu dan tepungnya. Karena ayam krispi memang ada cara khusus memasaknya. Nanti monggo didata melalui ketua paguyubannya, sehingga bisa dimanage lokasi berjualannya," pungkasnya.