Jatim Kirim 140 Ton Bantuan-Tenaga Medis untuk Korban Banjir Sumatra

- Pemprov Jatim kirim 140 ton bantuan dan tenaga medis ke Sumatra untuk korban banjir.
- Bantuan berupa sembako, peralatan sehari-hari, obat-obatan, dan uang tunai senilai Rp5 miliar.
- Lebih dari 40 ton bantuan tersisa di Kantor BPBD Jatim akan dikirimkan ke tingkat kabupaten di Sumatera-Aceh.
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mengirimkan 140 ton bantuan hingga tenaga medis untuk korban banjir Sumatra. 140 ton bantuan berupa sembako sampai dengan peralatan sehari-hari itu berasal dari donasi warga Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta dari Pemprov Jatim.
"Kita membuka donasi dari awal kemudian animo masyarakat Jatim luar biasa, dan kebutuhan di sana sangat besar dan kita perpanjang sampai tgl 11 kemarin. Alhamdulillah perusahaan-perusahaan besar dan masyarakat turut ikut memberi bantuan," kata Sekdaprov Jatim Adhy Karyono Sabru (13/12/2025).
"Jadi total barang yang sudah dikumpulkan jumlahnya lebih dari 140 ton, jumlah itu baik dari masyarakat dan ada yang darj Pemprov Jatim. Saat ini sudah terkirim lebih dari 100 Ton ke Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh," tambahnya.
Adhy mengatakan bantuan-bantuan yang masih tersisa lebih dari 40 ton di Kantor BPBD Jatim mulai dikirimkan lebih spesifik ke tingkat kabupaten. Bantuan itu akan disalurkan ke beberapa daerah seperti Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Pidie Jaya, Bireun dan beberapa daerah lainnya.
"Sekarang mulai spesifik karena Ibu Gubernur sudah turun ke lapangan dan melihat bahwa di Pidie jaya, Bireun, dan bertemu bupati-bupati bahwa Aceh Tamiang, Aceh Selatan itu sangat membutuhkan bantuan. Kemarin kita sudah mengirim Pidie Jaya dan Kabupaten Aceh Selatan yang masih agak berat sesuai permintaan bupatinya," jelasnya.
Selain bantuan sembako hingga peralatan sehari-hari, Adhy yang juga Kepala BPBD Jatim menyebut Pemprov telah mengirimkan 27 relawan Tagana dan 6 dokter spesialis ke Sumatera-Aceh. Bahkan tenaga medis itu juga membawa obat-obatan untuk para korban.
"Jadi Tagana kita kirim 27 relawan. Ada yang di Aceh Tamiang, ada yang di Pidie Jaya. Dan ada permintaan dokter spesialis penyakit dalam kita kirim enam dengan obat-obatannya. Kami akan transparan dalam mengirim donasi masyatakat dan bisa dipertanggungjawabkan di lapangan dan tentunya bantuan itu bisa diterima dengan baik serta bermanfaat," bebernya.
Tak hanya berupa bantuan sembahyang dan perlembkalan, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan uang tunai senilai Rp5 milar. Uang tersebut disalurkan ke beberapa daerah. "Kita juga telah alokasikan Bantuan Keuangan sebesar Rp 5 Miliar ke Sumatera Utara, Rp 2,5 Miliar ke Sumatera Barat, dan Rp 3 Milir di Aceh itu sesuai SE Mendagri untuk bantuan keuangan," tambahnya.
Lebih lanjut Adhy mengatakan Pemprov Jatim juga menganggarkan untuk transportasi yang akan mengirim bantuan masyarakat ke Sumatera-Aceh. "Saat ini ada juga bantuan yang kami kirim melalui Pelni. Supaya barang-barang ini manfaat kami alokasikan anggaran untuk mengirimnya, yang penting masyarakat di sana tahu bahwa masyarakat Jatim peduli dsn Jatim membantu mereka sehingga nama warga Jatim juga dikenang oleh mereka bahwa kita persaudaraannya kuat," tandasnya.
Sementara Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan bantuan yang dikirim Pemprov merupakan bantuan dari masyarakat dan dari Pemkab/Pemkot se Jatim termasuk dari Pemprov Jatim.
Soal viral baliho bantuan Gubernur Jatim di sosial media, Gatot menyebut beberapa baliho bantuan Gubernur Khofifah merupakan bantuan dari anggaran Pemprov Jatim. "Bahwa Gubernur adalah simbol pemerintahan provinsi. Dan beberapa baliho yang terpasang di truk itu adalah bantuan yang dari Pemprov Jatim. Baliho itu merupakan inisiatif dari teman-teman BPBD, dan kami minta maaf jika tidak berkenan di masyarakat. Ke depan kami akan mengevaluasi," jelas Gatot.
"BPBD Jatim memastikan relawan selama belasan hari tidak berhenti menyiapkan bantaun ke Sumatera-Aceh, mohon upaya kemanusiaan ini jangan dipelintir ke hal-hal lain," tandasnya.


















