Teknologi IoT Masuk Desa, Unesa Dorong Ketahanan Pangan Urban Farming

- Tim PKM Unesa memperkenalkan URFIMAS, sistem IoT untuk pertanian desa berbasis hidroponik
- URFIMAS memungkinkan pemantauan tanaman secara otomatis melalui ponsel, meningkatkan efisiensi perawatan tanaman
- Program ini juga melibatkan mahasiswa dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan memberikan pelatihan budidaya hidroponik serta manajemen SDM
Surabaya, IDN Times – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kompetitif Nasional 2025 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menghadirkan terobosan teknologi untuk memperkuat ketahanan pangan desa. Melalui program bertajuk Pemberdayaan Kelompok Urban Farming BUMDes Sejahtera Ponokawan Melalui Urban Farming Intelligent Monitoring & Automation System (URFIMAS), Unesa mendorong pertanian desa naik kelas berbasis inovasi digital.
Ketua Tim PKM Unesa, Amirusholihin, menjelaskan bahwa program ini lahir dari kebutuhan riil di lapangan. BUMDes Sejahtera Ponokawan sebenarnya telah mengembangkan urban farming hidroponik, namun pengelolaannya belum optimal akibat keterbatasan waktu dan pengetahuan teknis.
"Selama ini BUMDes sudah punya potensi besar, tetapi pengelolaannya masih manual dan bergantung pada kehadiran pengurus. Karena itu kami menghadirkan URFIMAS sebagai solusi teknologi yang memudahkan pemantauan tanaman secara otomatis melalui gawai,” ujar Amir, Senin (15/12/2025).
Ia menambahkan, program ini dijalankan dalam Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat pada ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
"Skema ini mendorong perguruan tinggi tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi benar-benar hadir sebagai mitra strategis masyarakat desa untuk menciptakan solusi berkelanjutan,” tegas Amir.
URFIMAS sendiri merupakan sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengukur parts per million (PPM) larutan nutrisi hidroponik, suhu, dan kelembapan lingkungan. Seluruh data tersebut dapat dipantau secara real time melalui ponsel, sehingga perawatan tanaman menjadi lebih presisi dan efisien.
Program PKM ini juga melibatkan mahasiswa lintas program studi sebagai implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Para mahasiswa terjun langsung dalam proses instalasi alat, pelatihan penggunaan sistem, hingga pendampingan publikasi hasil kegiatan.
"Harapan kami, Desa Ponokawan bisa menjadi contoh desa yang berdaya saing melalui urban farming berbasis teknologi tepat guna,” lanjut Amir.

Anggota tim PKM, Achmad Fitro, menambahkan bahwa otomatisasi menjadi kunci dalam mengurangi risiko gagal panen. “Sistem ini memberi notifikasi jika nutrisi atau kelembapan tidak sesuai standar, sehingga pengurus bisa segera melakukan penyesuaian,” jelasnya.
Selain pemasangan URFIMAS, tim PKM Unesa juga memberikan pelatihan budidaya hidroponik serta penguatan manajemen sumber daya manusia bagi pengurus BUMDes. Menurut M. Zul Mazwan, penguatan SDM menjadi fondasi penting agar program tidak berhenti setelah pendampingan selesai.
"Kami tidak hanya memberikan alat, tapi juga membangun kapasitas organisasi agar pengelolaan urban farming lebih tertata dan berkelanjutan,” tegasnya.

Saat ini, BUMDes Sejahtera Ponokawan mengelola berbagai komoditas hortikultura seperti sawi, selada, tomat, dan cabai. Dalam satu kali panen, hasil produksi bisa mencapai hingga satu ton sayuran segar yang dipasarkan ke pedagang lokal dan UMKM.
Dengan dukungan teknologi URFIMAS dan pendampingan berkelanjutan dari Unesa, hasil panen ditargetkan meningkat hingga 80 persen, sekaligus memperkuat posisi desa sebagai motor pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian modern.


















