Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lebaran 2025: Pengunjung Mal Meningkat Tapi Daya Belinya Turun

Potret Gedung Tunjungan Plaza Surabaya. unsplash.com

Surabaya, IDN Times - Ramadan hingga Idul Fitri tahun ini membuat gerai-gerai di mal Surabaya harus menahan panen. Pasalnya, pengunjung yang datang ke mal membatasi pembeliannya. Sehingga berdampak pada penurunan penjualan.

Fenomena ini diakui oleh Direktur PT Pakuwon Jati Tbk selaku membawahi beberapa mal besar di Surabaya, Sutandi Purnomosidi. Ia mengungkap kalau kunjungan ke mal memang mengalami peningkatan tipis. Tapi daya belinya anjlok.

"Kalau kita lihat lebaran tahun ini 1 - 31 Maret 2025, dari sisi kunjungan jumlah pengunjung boleh dibilang ada kenaikan sedikit. Tapi hanya 5 persen dibandingkan lebaran tahun lalu," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (3/4/2025). 

"Tetapi dari segi daya beli, itu sangat jauh. Dropnya daya beli itu bisa sekitar 30 persen," imbuh Sutandi.

Sutandi menyebut kalau pada lebaran tahun ini banyak masyarakat yang memilih berhemat. Mereka hanya membeli kebutuhan seadanya ketika berbelanja ke mal. Meski sejumlah gerai sudah memberikan diskon selama Ramadan hingga lebaran.

Melihat kondisi ini, Sutandi menilai kalau inflasi sudah pasti di depan mata. Karena memang beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga selama bulan puasa. Tapi yang ia khawatirkan ialah deflasi. Jika terjadi terus menerus, maka bisa berdampak pada resesi ekonomi.

"Inflasi sudah pasti di depan mata. Dan yang namanya kenaikan harga, pasti pelemahan daya beli," katanya.

"Kalau sudah terjadi penghematan, penurunan daya beli, ekonomi tidak bergerak. Kita sudah beberapa kali deflasi. Kalau 3 bulan berturut-turut (deflasi), kita sudah mencapai masa resesi. Kalau resesi terjadi, susahnya 1 - 2 tahun. Ini kondisinya tidak baik-baik saja," ungkap Sutandi.

Sutandi sendiri menegaskan bahwa dari manajemen Pakuwon Group tidak tinggal diam. Pihaknya terus melakukan promosi dan membuat event untuk menarik pengunjung. Kemudian juga berkoordinasi dengan pemilik gerai agar memberikan diskon kepada pembeli. "Karena itu yang diharapkan oleh pembeli," katanya.

Berbagai strategi ini harus segera diterapkan. Karena fenomena turunnya daya beli hingga turun kelas ini terjadi secara global. Sutandi mengungkap, hal serupa juga terjadi di Kuala Lumpur Malaysia dan Tiongkok.

"Fenomenanya bukan Indonesia saja tapi seluruh dunia. Ada di Kuala Lumpur, juga China. Kalau sudah terjadi penurunan daya beli, biasanya penurunan kelas. Pembeli yang biasa beli barang premier mahal nanti turun ke barang yang kelasnya di bawahnya," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us