Tembakau Madura Tak Laku, Para Pedagang Takut Pulang

Sumenep, IDN Times - Tembakau Madura tak layak lagi dijuluki "daun emas". Sebab, bahan baku rokok ini tak hanya turun harga, tetapi juga tak laku.
Suramnya dunia tembakau ini tergambar dari kondisi para pedagang tembakau di Kabupaten Sumenep yang disebut bandul. Banyak bandul takut pulang karena takut ditagih utang oleh petani tembakau. Mereka akhirnya memilih tidur berhari-hari di gudang tembakau, berharap pabrikan rokok membeli tembakaunya.
1. Bandul dikepung utang

Seperti dialami Matrukah, seorang bandul asal Kabupaten Sampang. Dia sudah sepekan menginap di salah satu gudang tembakau di Sumenep. "Itu tembakau saya banyak menumpuk itu belum dibeli. Saya bawa 500 bal tembakau tidak tahu berapa kilo karena belum ditimbang," kata Matruka, Kamis (19/9).
2. Takut pulang ditagih utang

Matrukah nekat bertahan di gudang itu, Meski belum ada kepastian, apakah pabrikan rokok akan membeli tembakaunya atau tidak karena transaksi telah ditutup sejak awal bulan September.
"Tidak berani pulang karena ditangik orang terus. Saya modal hasil pinjam dan gadaikan barang. Ditunggu saja di sini, semoga saja dibeli sama gudang," ujar dia.
3. Pabrik rokok tak berani beli banyak

Sementara itu, Bagian Administrasi PT Surya Kahuripan Semesta, supplier PT Gudang Garam TBK, Cabang Sumenep, Freddy Kustianto menyatakan, pihaknya hanya sebatas penyalur.
Dan sesuai kebijakan, pembelian tembakau petani hanya dilakukan sejak 18 Agustus sampai 3 September 2019. Dengan harga antara Rp32-54 ribu per kilogram. "Saya sudah membeli 270 ton tembakau, sesuai anggaran dari pabrikan rokok," kata dia.
Soal tembakau yang belum terbeli dan menumouk di gudangnya, Fredy mengaku tak berani membeli karena anggaran dari pabrikan rokok belum turun.
"Tidak tahu alasan pabrikan tidak mengirim dana karena saya di sini hanya pemasok saja. Kalau harapan saya bisa membeli banyak tembakau petani tapi gimana lagi dananya tidak ada," ucap Freddy Kustianto.