Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Polisi Kumpulkan Alat Bukti Dugaan Kekerasan Seksual di SPI

thestar.com.my

Surabaya, IDN Times - Penyelidikan dugaan kasus kekerasan seksual di sekolah SPI, Kota Batu masih terus didalami oleh Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jawa Timur (Jatim). Sekarang, polisi sedang mengumpulkan bukti-bukti sebelum melaksanakan gelar perkara.

1. Sedang mengumpulkan bukti

Ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Ali Mahfud mengatakan, pengumpulan bukti-bukti dilakukan oleh timnya. Sayangnya, ia enggan membeberkan lebih jauh bukti apa saja yang sudah ada maupun yang masih perlu dilengkapi.

"Sedang mengumpulkan alat bukti," ujarnya dikonfirmasi, Selasa (1/6/2021).

2. Salah satunya meminta korban jalani visum

Ilustrasi korban kekerasan (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun, baru-baru ini terduga korban diminta untuk menjalani visum di Rumah Sakit  Bhayangkara Polda Jatim. Hal ini dibenarkan oleh Mahfud. Nantinya hasil visum ini juga akan menjadi salah satu alat bukti dalam dugaan kasus kekerasan seksual ini.

"(Kemarin visum di Bhayangkara?) Iya," jawab dia singkat.

3. Gelar perkara dilakukan pekan ini

Ilustrasi penyelidikan. (Pixabay.com/geralt)

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan bahwa gelar perkara dugaan kasus kekerasan seksual di sekolah SPI, Batu segera dimulai. Polda sudah membentuk tim dalam naungan Ditreskrimum untuk menangani kasus ini.

"Sudah kami lakukan tindak lanjuti, kami telah membentuk tim, membuat konstruksinya, melakukan gelar perkara yang dalam Minggu ini," ujarnya, Senin (31/5/2021).

Sekadar diketahui, Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait melaporkan kasus ini ke Polda Jatim, Sabtu (29/5/2021). Ia mengatakan, berdasarkan keterangan para korban, kekerasan seksual yang dilakukan oleh pendiri SPI, JE sering kali terjadi di sekolah.

"Ini dilakukan di lokasi di mana anak itu dididik yang seyogyanya menjadi entrepreneur dan berkarakter tetapi karena perilaku si pengelola ini mengakibatkan si anak berada dalam situasi yang sangat menyedihkan," ujar Arist.

Bahkan, kekerasan seksual ini juga diduga dilakukan oleh JE ketika ia dan murid-muridnya sedang kunjungan ke luar negeri. Sekolah tersebut memang banyak memiliki program kunjungan lantaran salah satu keunggulannya adalah pendidikan kewirausahaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us