Dosen UPN Jatim Pakai Teknologi Hayati Lindungi Mangga Alpukat Pasuruan

- Tim Dosen UPN "Veteran" Jawa Timur mengembankan teknologi hayati untuk meningkatkan produktivitas dan mengusir penyakit tanaman mangga Gadung 21 di Pasuruan.
- Teknologi hayati ini melibatkan pendekatan konservasi musuh alami, tanaman refugia, dan biopestisida berbasis mikroorganisme untuk menjaga kelestarian lingkungan.
- Inovasi ini mendapat sambutan antusias dari petani di Desa Oro-Oro Ombo Kulon, membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen mangga Gadung 21 sebagai andalan wisata agro.
Pasuruan, IDN Times – Tim Dosen dari Program Studi Agroteknologi, UPN “Veteran” Jawa Timur mengembangkan inovasi teknologi hayati untuk mendukung produktivitas buah Mangga Gadung 21 di Desa Oro-Oro Ombo Kulon, Kecamatan Pasuruan Jawa Timur. Selain meningkatkan produktivitas, teknologi hayati juga digunakan untuk mengusir hanya penyakit tanaman mangga.
Inovasi tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat program PKM-EDU yang didukung oleh LPPM UPN “Veteran” Jawa Timur melalui surat perjanjian penugasan nomor SPP/13/UN.63.8/PM/V/2025.
Desa Oro-Oro Ombo Kulon merupakan sebuah kampung wisata mangga yang terkenal di Pasuruan. Salah satu varietas Mangga yang ditanam di kampung tersebut adalah Mangga Gadung 21 atau yang dikenal sebagai mangga alpukat merupakan produk Varietas ini memiliki cita rasa manis, tekstur lembut, dan telah menjadi ikon hortikultura Kabupaten Pasuruan, bahkan mendapat pengakuan resmi melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016.
Walaupun varietas Mangga Gadung 21 adalah produk unggulan, tantangan utama dalam budidaya mangga ini adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim dosen UPN Veteran Jatim yang dipimpin oleh Dr. Dra. Endang Tri Wahyu Prasetyawati, M.Si., bersama anggota tim Dr. Ir. Wiwin Windriyanti, MP, Naimatul Farida, SP., M.Si., Ratna Eka Sari Putri, SP., MP, dan Rich Gemilang Simanjuntak, S.Si., M.Sc. memperkenalkan inovasi teknologi hayati melalui pendekatan konservasi musuh alami melalui rekayasa ekologi dan aplikasi biopestisida. Kegiatan ini melibatkan Kelompok Tani Tani Kedung Lembuh dan warga setempat, dengan fokus pada penerapan tanaman refugia dan biopestisida ramah lingkungan.
Endang Tri Wahyu Prasetyawati mengatakan, tanaman refugia digubakan karena ramah lingkungan. Terlebih, di desa tersebut cukup banyak tanaman refuhia.
Tanaman refugia, seperti bunga matahari, kenikir, zinnia, dan lain sebagainya diperkenalkan sebagai habitat alami bagi serangga parasitoid yang dapat mengendalikan hama secara biologis. Rekayasa ekologi ini diharapkan dapat menurunkan tingkat serangan hama terutama lalat buah atau Bactrocera sp pada buah mangga. Pendekatan ini ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan ekosistem pertanian.
Kemudian, biopestisida digunakan untuk mengatasi penyakit antraknose yang sering menyerang tanaman mangga, tim memperkenalkan biopestisida berbasis mikroorganisme. Biopestisida ini terbukti efektif dalam menekan perkembangan penyakit tanpa meninggalkan residu berbahaya pada buah.
Kami berharap teknologi hayati yang kami perkenalkan dapat diadopsi secara luas oleh petani di Oro-Oro Ombo Kulon. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung status desa sebagai kampung wisata mangga," ungkap dia.
Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari anggota kelompok tani. Ketua Kelompok Tani Kedung Lembuh, Husen menyatakan bahwa inovasi ini sangat membantu petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen mangga Gadung 21, yang menjadi andalan wisata agro di desa tersebut.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi akademisi dalam mendukung masyarakat khususnya petani melalui pendekatan teknologi yang berkelanjutan. Diharapkan, kolaborasi seperti ini dapat terus berlanjut untuk memajukan sektor pertanian dan pariwisata di desa tersebut.