Aksi Rakyat Jawa Timur Menggugat Tanggal 3 September Ditunda

- Aksi 'Rakyat Jawa Timur Menggugat' ditunda karena situasi ricuh di Surabaya pada 29-30 Agustus 2025.
- Koordinator aksi, M Sholeh, membatalkan aksi karena khawatir menakuti warga Surabaya dan kondisi tidak kondusif.
- Tiga tuntutan aksi termasuk penghapusan pajak kendaraan bermotor dan pungli di sekolah SMA/SMK di Jatim.
Surabaya, IDN Times - Aksi demonstrasi 'Rakyat Jawa Timur Menggugat' yang rencana akan digelar pada 3 September 2025 di depan Gedung Negara Grahadi dibatalkan. Pembatalan tersebut melihat situasi dan kondisi akibat aksi berujung ricuh di Kota Surabaya pada Jumat (29/8/2025) dan Sabtu (30/8/2025).
Kordinator aksi, M Sholeh mengatakan, melihat pertimbangan kondisi di Surabaya, Gedung Negara Grahadi dibakar, markas dan pos polisi dibakar, maka pihaknya memutuskan untuk membatalkan aksi. Jika aksi dilanjut, ia khawatir justru menakuti warga Surabaya.
"Maka menurut kita situasi ini tidak kondusif. Ketika dipaksakan pada tanggal 3 justru akan menakuti masyarakat terutama warga Surabaya," ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Terlebih, aksi tersebut rencananya bukan hanya diikuti warga Surabaya, tetapi juga warga dari Kabupaten dan Kota lainnya di Jawa Timur. Sebagian sudah konfirmasi ke Soleh mereka akan datang menggunakan bus.
"Padahal aksi nanti ini dilakukan diikuti tidak hanya warga Surabaya tetapi oleh warga seluruh Jawa Timur dari Ngawi sampai Banyuwangi," kata Sholeh.
Belum dipastikan, kapan aksi akan digelar. Yang jelas jika situasi sudah kondusif pihaknya akan menggelar aksi.
"Kami belajar bijak melihat situasi ini, kita tunda dulu sampai menunggu situasi kondusif. Yakinlah setelah situasi kondusif kita akan aksi," tutur dia.
Setidaknya ada tiga tuntutan pada aksi yang rencananya diikuti ribuan massa itu. Pertama, penghapusan pajak kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Kedua, usut dugaan pungli dana hibah triliunan Rupiah yang diduga melibatkan Gubernur Jatim. Ketiga, hapus segala pungli di sekolah SMA/SMK di Jatim.
Pihaknya berkomitmen tetap akan menggelar aksi selama tiga tuntutan tersebut belum dikabulkan oleh Gubernur Jawa Timur. Jika tiga tuntutan dikabulkan, maka pihaknya akan batal menggelar aksi.
"Jadi kita tetap berharap andai kata gubernur membuat surat edaran penghapusan pungli, gubernur mengampuni pajak, aksi itu akan kita batalkan," ungkap dia.
Selain itu, posko bantuan aksi yang berada di Taman Apsari Surabaya juga ditutup. Sebab aksi telah ditunda, jika tetap dibuka bantuan akan terus berdatangan. Sejauh ini, pihaknya telah menerima lebih dari 500 kardus Aqua dan berbagai macam makanan.
"Mulai malam ini Pusko kita tutup. Kenapa, karena kan aksinya kan sudah ditunda. Nah kalau masih tetap ada Posko maka akan ada bantuan," pungkas dia.