[UPDATE] Kasus COVID-19 di Surabaya Lebih Tinggi daripada Jawa Barat

Pasien meninggal hampir sama dengan pasien sembuh

Surabaya, IDN Times - Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya jilid pertama tampaknya masih belum membuahkan hasil. Angka penambahan kasus COVID-19 dan kematian akibat COVID-19 masih tinggi di Kota Surabaya.

Pada Selasa (26/5), berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, tercatat terdapat 64 penambahan kasus COVID-19 di Jatim. 23 di antaranya berasal dari Kota Surabaya. Dengan ini, total kasus COVID-19 di Jatim sebesar 3.939 dan di Surabaya sebesar 2118. Ironisnya, sejak Senin (25/5), kasus COVID-19 di Kota Surabaya bahkan lebih besar daripada jumlah kasus di Provinsi Jawa Barat.

Belum cukup sampai di situ, pada hari ini jumlah pasien meninggal akibat COVID-19 di Kota Surabaya lebih besar dibanding pasien sembuh. Hari ini terdapat 5 pasien dengan hasil swab dua kali negatif alias dinyatakan sembuh. Sementara jumlah pasien meninggal sebanyak 14 orang.

Dengan demikian, saat ini jumlah pasien meninggal dan pasien sembuh di Kota Surabaya hampir seimbang. Total terdapat 191 pasien meninggal di Kota Surabaya atau menyumbang 63 persen dari keseluruhan pasien meninggal di Jatim. Namun pasien sembuh di Surabaya hanya menyumbang 36 persen saja atau 193 orang.

Untuk itu saat ini Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diminta lebih berkonsentrasi dalam penyelesaian kasus COVID-19 di Kota Surabaya. Tak hanya menghentikan penyebaran, namun juga mencegah bertambahnya kasus meninggal dunia.

"Saya minta kepada seluruh kepala daerah semua fokus dan konsentrasi. Saya yakin masyarakat Jatim memiliki tingkat partisipasi yang sangat tinggi termasuk adalah untuk bisa menjadikan mereka di lini terdepan dalam penurunan sampai penghentian COVID-19," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Selasa (26/5).

Salah satu upaya baru yang ditempuh untuk menekan penyebaran COVID-19 di Kota Surabaya adalah pembentukan Satgas COVID-19 berbasis kampung. Entah Kampung Tangguh atau Kampung Wani Jogo Suroboyo, keduanya sama-sama bertujuan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat melalui lingkungan terdekat tentang penanganan COVID-19.

"Saya rasa social punishment yang paling memberikan dampak ketika tetangga kanan kiri sudah mengingatkan. Kalau kita di pemprov terlalu jauh. Maka RT memiliki tingkat efektivitas yang tiggi untuk meredukasi warganya," pungkasnya.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya