Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terjadi Lonjakan Wisatawan Bromo Bikin Ekosistem Terdampak

Panorama Gunung Bromo dan Semeru. (IDN Times/Ahnaf Lentera Jagad)
Panorama Gunung Bromo dan Semeru. (IDN Times/Ahnaf Lentera Jagad)
Intinya sih...
  • Lonjakan wisatawan Bromo mencapai 600 ribu orang sepanjang 2025
  • Kenaikan jumlah wisatawan memberi dampak positif pada perekonomian lokal dan PNBP
  • Kenaikan jumlah wisatawan juga berdampak negatif pada ekologi Gunung Bromo, sehingga rencananya akan dibuat jalur khusus untuk sepeda motor
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Malang, IDN Times - Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melaporkan jika terjadi lonjakan wisatawan yang terjadi pada 2025. BB TNBTS mengungkapkan jika kenaikan wisatawan terjadi sekitar 60 persen jika dibandingkan jumlah wisatawan pada 2024.

1. BB TNBTS melaporkan jika sepanjang 2025 ini sudah lebih dari 600 ribu orang mengunjungi Bromo-Tengger-Semeru

Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha melaporkan jika sepanjang 2025 ini sudah ada sekitar 600 ribu wisatawan yang mengunjungi kawasan Bromo-Tengger-Semeru, jumlah ini akan terus bertambah karena masih ada 22 hari sampai tutup tahun. Ia mengungkapkan terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang signifikan dibandingkan tahun 2024, di mana jumlah wisatawan saat itu tercatat sekitar 400 ribu orang.

Menurutnya, ini merupakan kabar baik untuk iklim wisata di Indonesia karena kurva wisatawan di Bromo-Tengger-Semeru terus meningkat sejak dibukanya lock down akibat COVID-19. Ia membeberkan jika sejak lock down dibuka pada 2022, jumlah wisatawan Bromo-Tengger-Semeru hanya sekitar 100 ribu. Kemudian pada 2023, jumlah wisatawan langsung naik 3 kali lipat atau sekitar 300 ribu wisatawan.

Rudijanta mengatakan jika kenaikan ini membuat sejumlah usaha persewaan kendaraan Jeep Bromo mendapat berkahnya. Ia mengungkapkan jika pada 2025 ini ada 164 ribu kendaraan Jeep Bromo yang masuk ke kawasan Bromo-Tengger-Semeru. Padahal tahun lalu hanya 64 ribu kendaraan Jeep Bromo yang masuk ke kawasan mereka.

"Dampaknya ke perekonomian lokal luar bisa, bayangkan saja kalau yang nyewa jip minimal 600 (orang) sampai tahun ini saja, uang yang beredar untuk menyewa itu sudah lebih dari Rp100 miliar kalau dari hitung-hitungan kita. Kebanyakan kendaraan Jeep yang masuk itu dari wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo," terangnya pada Kamis (18/12/2025).

Bagi TNBTS, kenaikan jumlah wisatawan ini berdampak pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami peningkatan. Ia mengungkapkan jika pada 2024, dari total 485.677 wisatawan yang masuk ke kawasan TNBTS, ada sebanyak Rp22,54 miliar PNBP yang disetorkan Balai Besar TNBTS ke pemasukan negara. "Sementara target PNBP tahun ini sudah terpenuhi, sekitar 50-an (Rp50 miliar). Kalau tahun depan PNBP tahun depan sekitar 30 (Rp30 miliar) lebih," bebernya.

2. Kenaikan wisatawan berdampak pada ekologi di kawasan Gunung Bromo

Fenomena banjir yabg terjadi di lautan pasir Gunung Bromo. (IDN Times/istimewa)
Fenomena banjir yabg terjadi di lautan pasir Gunung Bromo. (IDN Times/istimewa)

Meskipun secara ekonomi berdampak positif, kenaikan wisatawan ternyata menyebabkan keseimbangan ekologi di Gunung Bromo terdampak. Banyaknya kendaraan yang melintasi kawasan Gunung Bromo menyebabkan degradasi lahan dan banjir, padahal Gunung Bromo adalah dataran tinggi.

"Aktivitas jalur-jalur kendaraan yang seperti di padang rumput dan di sekitar Lembah Watangan menyebabkan dampak pada ekosistem. Dampaknya tanah seperti terpotong-potong seperti jaring laba-laba, sedikit banyak juga mengganggu cara ekosistem maupun secara fisik kawasan," tegasnya.

3. Karena jumlah wisatawan meningkat, sepeda motor akan dibuatkan jalur khusus

Ilustrasi wisatawan dengan mobil jeep di Gunung Bromo. (Unsplash)
Ilustrasi wisatawan dengan mobil jeep di Gunung Bromo. (Unsplash)

Rudijanta juga menyampaikan rencana pembuatan Jalan Lingkar Kawasan Tengger (JLKT) di Lautan Pasir dan sekitar Kaldera Bromo. Tujuannya untuk membatasi kendaraan sepeda motor di Lautan Pasir dan Savana Gunung Bromo.

"Tapi kita tidak membangun jalan (aspal atau beton), tetapi hanya memberi batas kiri dan kanannya saja. Itu jalan hanya dilalui oleh kendaraan (sepeda motor) saja, kalau yang naik kuda, dan jalan kaki tidak termasuk. Kita sudah diskusikan juga dengan pelaku usaha, masyarakat sekitar, dan masyarakat Tengger," tegasnya.

JLKT rencananya akan dibuat sepanjang 12,5 kilometer dengan lebar 25 meter yang melintasi wilayah padang rumput 3 kabupaten. Kemudian akan ada 3 rest area di sekitar Lautan Pasir dan Savana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
IDN Times Hyperlocal
Faiz Nashrillah
IDN Times Hyperlocal
EditorIDN Times Hyperlocal
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Nataru, Mulai 19 Desember Angkutan Barang di Jatim Dibatasi

18 Des 2025, 19:48 WIBNews