Kisah Balita di Surabaya Alami Gangguan Pendengaran

Kini sudah dibantu Pemkot

Surabaya, IDN Times - Seorang balita di Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya mengelami gangguan pendengaran yang menyebabkan terlambatnya tumbuh kembang. Pihak keluarga sempat kesulitan untuk menyediakan alat bantu pendengaran bagi balita itu karena terbentur biaya. Kini, Pemerintah Kota Surabaya ikut turun tangan dalam penanganan kasus tersebut.

1. Balita Alfarizi mengalami keterlambatan perkembangan karena gangguan pendengaran

Kisah Balita di Surabaya Alami Gangguan PendengaranBalita ini kemudian ditangani Pemkot Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Puskesmas Simolawang, Kecamatan Simokerto Kota Surabaya, dr. Dwi Sapta Edy Purnama menjelaskan, awalnya balita bernama Muhammad Alfarizi (2) diketahui mengalami gangguan pendengaran saat diperiksakan di Puskesmas pada Agustus 2021. Dari pemeriksaan awal, diduga Alfarizi tak bisa mendengar dengan baik.

"Jadi tanggal 20 Agustus 2021 periksa ke puskesmas. Setelah diperiksa kok ada keterlambatan bicara dan gangguan pendengaran, lalu kami beri rujukan ke rumah sakit RSUD dr Soewandhie," ujar Edy, Rabu (1/12/2021).

Baca Juga: Daftar UMK 38 Kabupaten/Kota di Jatim Tahun 2022, Surabaya Tertinggi!

2. Keluarga kesulitan mengantar balita berobat ke RS pemerintah

Kisah Balita di Surabaya Alami Gangguan PendengaranBalita ini kemudian ditangani Pemkot Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Alfarizi saat ini tengah dirawat oleh neneknya. Sang ibu meninggal beberapa saat yang lalu. Sementara sang ayah harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan perekonomian mereka. Dengan kondisi ini, nenek Alfarizi merasa tak mampu mengantarkan cucunya seorang diri ke RSUD dr Soewandhie. Ia memilih meneruskan pemeriksaan ke rumah sakit swasta yang dekat dengan rumahnya.

"Jadi saat bulan Agustus itu memang neneknya yang minta agar cucunya dirujuk ke RS Al-Irsyad. Meski bekerjasama dengan BPJS, tapi kan bukan rumah sakit milik pemkot, akhirnya pemkot tidak bisa intervensi lebih lanjut," tuturnya.

3. Kini sudah dibantu Pemkot Surabaya

Kisah Balita di Surabaya Alami Gangguan PendengaranBalita ini kemudian ditangani Pemkot Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Lantaran menggunakan biaya pribadi, keluarga Alfarizi pun tak mampu melanjutkan proses pemeriksaan. Mereka juga tak bisa membelikan alat bantu pendengaran untuk Alfarizi. Padahal, alat ini amat penting agar Alfarizi dapat berkembang dengan maksimal.

Cerita Alfarizi dan nenek pun akhirnya viral di media sosial. Setelah viral, Pemkot Surabaya pun meninjau kondisi terkini Alfarizi. Mereka kemudian benar-benar membujuk dan memfasilitasi agar Alfarizi bisa ditangani di RSUD dr Soewandhie.

"Jadi sudah ditangani RSUD dr Soewandhie dan hasil pemeriksaan memang ada gangguan dengan pendengaran. Besok kembali lagi ke rumah sakit untuk dilakukan pengukuran alat bantu dengar. Nanti, setelah itu 3 minggu alatnya datang, karena harus pesan dulu dari Jakarta," imbuh Camat Simokerto Kota Surabaya, Deddy Sjahrial Kusuma.

4. Masalah lain juga dibantu

Kisah Balita di Surabaya Alami Gangguan PendengaranBalita ini kemudian ditangani Pemkot Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Tak hanya intervensi mengenai kesehatan Alfarizi, Pemkot juga memasukkan keluarga tersebut ke daftar penerima program permakanan untuk meringankan beban perekonomian mereka. Urusan administrasi kependudukan yang belum terurus juga dibantu agar keluarga ini bisa mendapat bantuan dengan maksimal.

"Untuk permakanan juga sudah dibantu. Kemudian terkait bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) juga sudah diurus oleh Dinas Sosial," pungkasnya.

Baca Juga: Tak Punya Uang, Bayi Sakit Jantung di Surabaya Utang Rp20 Juta ke RS

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya