Daya Beli Lesu, Pedagang Bahan Takjil di Magetan Mengeluh Sepi
Magetan, IDN Times – Ramadan biasanya menjadi berkah bagi para pedagang takjil. Namun, tahun ini, situasinya berbeda bagi pedagang bahan takjil di Pasar Sayur Magetan. Mereka mengeluhkan sepinya pembeli sejak H+3 Ramadan, hingga hari ini. Akibat turunnya daya beli ini pendapatan mereka terjun bebas.
1. Ramai hanya di awal ramadan ll
Ponirah, salah satu pedagang cincau, mengungkapkan bahwa pada awal Ramadan, dagangannya laris manis. Ia bahkan harus mengambil empat ember berisi cincau dari produsen untuk memenuhi permintaan. Namun, kini ia hanya berani membawa dua ember karena pembelian menurun drastis.
"Ramainya cuma sampai H+2 Ramadan saja. Sekarang sehari paling laku 20-30 bungkus, itu pun campuran antara cincau hijau, cendol, dan agar-agar,” ujar Ponirah, Selasa (11/3/2025).
Keuntungan yang terus menipis membuatnya khawatir akan kondisi ekonomi keluarganya, terutama dengan Lebaran yang semakin dekat. “Kalau sehari cuma laku 30 bungkus, ya untungnya ngepres sama kebutuhan sehari-hari,” keluhnya.
2. Dagangan mereka tidak laku
Kondisi serupa juga dialami pedagang jajanan pasar seperti Ginem. Ia biasa menjual kue kukus, kue bikang, dan jajanan lain yang kerap disajikan saat selamatan atau tadarus Al-Qur'an di Masjid. Jika di awal Ramadan ia bisa menjual 100 biji kue kukus dan 50 biji kue bikang, kini pendapatannya merosot drastis, hanya Rp50.000 per hari.
"Tahun lalu pas Ramadan penjualan masih stabil. Sekarang, beberapa hari terakhir, banyak dagangan yang harus saya kembalikan karena nggak laku,” tutur Ginem dengan nada cemas.
3. Daya beli turun
Para pedagang berharap situasi akan membaik menjelang Lebaran agar mereka bisa merayakan hari raya dengan tenang. "Mudah-mudahan mendekati Lebaran lebih ramai lagi," harap Ginem.
Turunnya daya beli masyarakat di bulan Ramadan kali ini menjadi tanda tanya besar. Apakah ini dampak ekonomi yang semakin sulit, atau ada faktor lain yang memengaruhi kebiasaan belanja takjil di Magetan?
