Cuaca Ekstrem hingga Akhir Tahun, BPBD Jatim Pasang 44 EWS

- Pemerintah Provinsi Jawa Timur memasang 44 Early Warning System (EWS) untuk menghadapi cuaca ekstrem hingga akhir tahun.
- Pemasangan EWS dilakukan di enam daerah yang rawan banjir dan tanah longsor, serta telah dipasang monitoring board untuk pemantauan real-time.
- Total sistem peringatan dini BPBD Jatim mencapai 44 unit, terdiri dari 20 EWS banjir, 24 EWS longsor, dan 17 sirene tsunami di wilayah selatan Jatim.
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga akhir tahun. Selain menyiapkan personel siaga dan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara mandiri, BPBD Jatim juga memasang sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di sejumlah wilayah rawan banjir dan tanah longsor.
Pemasangan EWS dilakukan selama sepekan terakhir dengan melibatkan BPBD kabupaten/kota setempat. Enam daerah yang menjadi prioritas pemasangan yakni Kabupaten Bojonegoro untuk EWS banjir, Kabupaten Jombang EWS longsor, Kabupaten Ponorogo EWS banjir, Kabupaten Trenggalek EWS longsor, Kabupaten Probolinggo EWS longsor, serta Kota Mojokerto untuk EWS banjir.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan pemasangan EWS ini merupakan bagian dari upaya mitigasi struktural yang terus diperkuat Pemprov Jatim dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
“Pemasangan EWS di enam daerah ini melengkapi puluhan EWS yang sudah kami pasang pada tahun-tahun sebelumnya. Saat ini kami juga sudah memiliki monitoring board yang bisa memantau perkembangan EWS secara real time,” ujar Gatot, Senin (15/12/2025).
Menurut Gatot, melalui sistem pemantauan tersebut BPBD Jatim dapat mengetahui secara langsung potensi ancaman bencana berdasarkan sinyal yang dikirimkan EWS di lapangan, baik terkait kenaikan debit air sungai maupun pergerakan tanah di kawasan rawan longsor.
“Dengan sistem ini, respons bisa dilakukan lebih cepat. Begitu indikator menunjukkan potensi bahaya, kami bisa langsung berkoordinasi dengan BPBD daerah dan pemerintah setempat untuk melakukan langkah antisipasi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pencegahan BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, menambahkan bahwa dengan tambahan enam unit EWS terbaru, total sistem peringatan dini yang dimiliki BPBD Jatim kini mencapai 44 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 20 EWS banjir dan 24 EWS longsor.
“Selain EWS banjir dan longsor, BPBD Jatim juga telah memasang 17 unit sirene tsunami yang tersebar di wilayah pesisir selatan Jawa Timur,” kata Dadang.
Sebaran EWS dan sirene tsunami tersebut meliputi wilayah selatan Jatim. Seperti Banyuwangi, Jember, hingga Pacitan, serta kawasan Mataraman dan Tapal Kuda, termasuk Pasuruan dan Probolinggo.
Dadang mengakui masih terdapat beberapa daerah yang belum terpasang EWS oleh BPBD Jatim. Namun, sebagian wilayah tersebut telah memasang sistem peringatan dini secara mandiri melalui BPBD kabupaten/kota masing-masing.
“Ke depan, pemasangan EWS akan terus kami evaluasi dan kembangkan sesuai tingkat kerawanan wilayah. Tujuannya satu, meminimalkan risiko korban jiwa dan kerugian saat bencana terjadi,” pungkasnya.


















