Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terima Banyak Aduan Masyarakat, KPID Jatim Kunjungi Ponpes Lirboyo

WhatsApp Image 2025-10-16 at 12.16.32.jpeg
Kunjungan KPID Jawa Timur ke Ponpes Lirboyo Kediri. IDN Times/istimewa
Intinya sih...
  • KPID Jatim kunjungi Pondok Pesantren Lirboyo terkait aduan masyarakat
  • KPID sesalkan tayangan yang melanggar aturan penyiaran
  • Pihak Lirboyo sudah memaafkan peristiwa tersebut
  • Bersyukur penyampaian aspirasi ke KPID berjalan tertib
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kediri,IDN Times - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur mengunjungi Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Rabu (15/10/2025) malam. Kunjungan tersebut selain silaturahmi dengan pengasuh Pondok Pesantren, juga sebagai bentuk tindak lanjut terhadap aduan masyarakat terkait tayangan program siaran Xpose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans 7 pada tanggal 13 Oktober kemarin.

Program siaran Xpose Uncensored Trans 7 yang memantik amarah publik, khsusnya warga Nahdlatul Ulama (NU) dianggap berbau SARA, ujaran kebencian, dan disinformasi tentang pondok pesantren. Rombongan komisioner KPID ini ditemui langsung oleh salah satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Abdullah Kafabihi Mahrus yang didampingi sejumlah pengurus dan alumni yang tinggal di Kediri.

1. KPID sesalkan tayangan yang melanggar aturan penyiaran

WhatsApp Image 2025-10-16 at 12.16.33.jpeg
Kunjungan KPID Jawa Timur ke Ponpes Lirboyo Kediri. IDN Times/istimewa

Ketua KPID Jawa Timur, Royin Fauziana, menyebut bahwa silaturahmi KPID Jawa Timur ke Pondok Pesantren Lirboyo sebagai bentuk tanggung jawab moral KPID Jawa Timur yang salah satu tugas dan fungsinya untuk memonitoring atau melakukan pengawasan isi siaran lembaga penyiaran. “KPID Jawa Timur juga menyesalkan atas tayangan tersebut, yang berpotensi melanggar aturan penyiaran.

Untuk itu, kami merasa perlu mendatangi Pondok Pesantren Lirboyo sebagai bentuk tanggung jawab moral KPID Jawa Timur yang bertugas mengawasi isi siaran,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).

2. Pihak Lirboyo sudah memaafkan peristiwa tersebut

WhatsApp Image 2025-10-16 at 12.16.33 (1).jpeg
Kunjungan KPID Jawa Timur ke Ponpes Lirboyo Kediri. IDN Times/istimewa

KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengatakan pihaknya sudah memaafkan kejadian yang menurutnya sangat mendiskreditkan pendidikan di pondok pesantren. Kiai yang akrab disapa Buya Kafa tersebut menegaskan bahwa pola pendidikan di pondok pesantren selain mencerdaskan santri juga mengajarkan hal utama tentang adab dan akhlak.

Sikap hormat yang ditunjukkan oleh santri terhadap para kiai dan guru tersebut merupakan bentuk penghormatan seorang murid kepada gurunya yang telah menularkan ilmunya kepada para santri. “Santri-santri itu menghormati kiai dan gurunya karena di pondok (pesantren) diajarkan soal adab dan akhlak. Jadi itu bukan bentuk feodalisme! Bahkan kalau di rumah kita juga diajari untuk cium tangan orang tua dan guru kita. Itu bentuk terima kasih dan hormat kita kepada orang yang telah mengajari kita,” tuturnua.

3. Bersyukur penyampaian aspirasi ke KPID berjalan tertib

potret gerbang masuk Pondok Pesantren Lirboyo (commons.wikimedia.org/Fiqih.ald)
potret gerbang masuk Pondok Pesantren Lirboyo (commons.wikimedia.org/Fiqih.ald)

Terkait aksi unjuk rasa menyampaikan pendapat di Kantor KPID Jawa Timur yang dilakukan oleh sejumlah pihak, di antaranya Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal), Buya Kafa mengaku bersyukur bisa berjalan dengan baik dan lancar serta dalam suasana kondusif. Selain itu Buya Kafa merasa senang bahwa unjuk rasa berlangsung santun dan damai. “Alhamdulillah, mereka menyampaikan aspirasinya dengan damai dan baik. Artinya proses belajar di Lirboyo berhasil membuat santri-santri memiliki adab dan akhlak yang baik. Bisa menghormati orang lain,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Gundih, Melawan Stigma ‘Kawasan Merah’ Lewat Kampung Pancasila

16 Okt 2025, 18:02 WIBNews