Sistem Peringatan Dini Tsunami di Jatim Dimasifkan

Surabaya, IDN Times - Tsunami menjadi salah satu bencana yang paling diwaspadai di Indonesia, termasuk Jawa Timur (Jatim). Wilayah pantai selatan mendapatkan atensi khusus dari pemerintah. Sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) terus diperkuat.
Badan Informasi Geospasial (BIG) pun melakukan evaluasi pembangunan Stasiun Pasang Surut Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Selama kurun waktu 2019-2024, BIG telah membangun 170 stasiun pasang surut. Ditargetkan akhir tahun 2024, tembus 290 stasiun.
"Kita menghitung idealnya itu 400 stasiun, nantinya akan terus kami tambah ke depannya," ujar Deputi Informasi Geospasial Dasar, Mohammad Arief Syafi'i saat FGD InaTEWS, Senin (18/11/2024).
Akan tetapi, kata Arief, pada pelaksanannya, pembangunan yang dilakukan menemui beberapa kendala. Seperti sulit menemukan platform yang sesuai dan terkait masalah perizinan.
"Sinkronisasi dan harmonisasi bersama mitra pengguna, dan pengelola pelabuhan untuk menjaga keberlangsungan stasiun pasang surut yang telah dibangun penting untuk dilakukan," katanya. Maka dari itu FGD ini dilaksanakan sebagai langkah untuk mengatasi hal tersebut,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Arief menambahkan, seiring dengan bertambahnya stasiun pasang surut yang dibangun, maka jarak antara stasiun pasang surut juga semakin rapat. Data pasang surut yang rapat dapat digunakan dalam pemutakhiran model pasang surut dan datum pasang surut.
"BIG selaku wali data dari data stasiun pasang surut memandang perlu untuk duduk bersama dengan instansi mitra produsen stasiun pasang surut, guna merencanakan keberlangsungan dan kebermanfaatan data pasang surut melalui pembentukan kepengurusan Konsorsium Pasang Surut (KomPas) Indonesia,” katanya.
Sementara itu, BPBD Jatim memetakan daerah rawan tsunami, yaitu Banyuwangi, Jember, Lumajang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Malang, dan Pacitan. EWS di wilayah setempat diklaim sudah terpasang.
Selain itu juga, mendirikan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko bencana. Kemudian membangun jalur evakuasi, melakukan penghijauan di kawasan pinggir pantai untuk memecah kekuatan tsunami, serta bekerja sama dengan pengawas pantai untuk mengingatkan masyarakat saat ada potensi tsunami.
BPBD Jatim juga mengingatkan bahwa tsunami di Jawa Timur bisa terjadi sewaktu-waktu jika ada gempa bumi dengan kekuatan di atas magnitudo 6,5. Hal ini berpotensi karena adanya megathrust di sisi selatan Jawa Timur.