Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Reklamasi Mengancam Ekosistem Mangrove di Surabaya

Ilustrasi kawasan mangrove (freepik.com/mb-photoarts)

Surabaya, IDN Times - Kawasan mangrove Wonorejo di Surabaya tidak hanya merupakan benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan intrusi air laut, tetapi juga merupakan habitat penting bagi berbagai spesies satwa, termasuk burung migran dan mamalia langka. Ancaman reklamasi yang semakin mendekati kawasan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan aktivis lingkungan.

Hendrawan (54), seorang aktivis lingkungan sekaligus pendiri Komunitas Nol Sampah, bersama timnya terus berjuang untuk melindungi kawasan ini dari proyek-proyek yang dapat merusak ekosistem kritis ini. "Mangrove itu bisa jadi barrier bagi kawasan, khusus untuk kawasan Wonorejo dan sekitarnya," jelas Hendrawan alias Wawan, menekankan pentingnya menjaga kelestarian mangrove dan satwa yang hidup di dalamnya.

1. Kawasan Penting bagi Burung Migran

Ilustrasi burung migrasi (freepik.com/wirestock)

Selain memiliki fungsi ekologis yang vital, kawasan mangrove Wonorejo di Surabaya juga memiliki nilai konservasi yang sangat tinggi. Wawan menjelaskan pentingnya kawasan ini sebagai daerah penting bagi burung atau Important Bird Area (IBA). "Di kawasan Wonorejo itu adalah daerah penting bagi burung," tuturnya pada IDN Times, Selasa (6/8/2024) di Jemur Andayani, Surabaya.   

Kawasan ini telah ditetapkan sebagai IBA oleh para konservasionis burung karena memenuhi syarat-syarat tertentu, termasuk menjadi habitat bagi berbagai jenis burung langka dan migran. Penetapan ini juga sudah diakui dalam peraturan daerah (perda) RT/RW yang menetapkan Wonorejo sebagai kawasan konservasi. Hal ini menunjukkan bahwa Wonorejo bukan hanya penting secara lokal, tetapi juga diakui penting secara global dalam upaya konservasi burung.

2. Persinggahan Burung Migran

Ilustrasi persinggahan burung migran (freepik.com/wirestock)

Wonorejo berfungsi sebagai persinggahan penting bagi burung-burung migran. Ribuan burung dari belahan bumi selatan, seperti Selandia Baru, atau dari belahan bumi utara, singgah di Wonorejo selama migrasi. "Ada ribuan burung dari belahan bumi selatan, dari Selandia Baru atau dari utara, yang singgah di situ ketika mereka melakukan migrasi," ungkapnya. Burung-burung ini menggunakan kawasan tersebut untuk beristirahat dan mengumpulkan energi sebelum melanjutkan perjalanan panjang mereka.

Keberadaan mereka di Wonorejo bisa berlangsung selama 1-2 bulan, dengan jumlah yang bisa mencapai hingga 10 ribuan burung migran. Tercatat ada sekitar 44 jenis burung migran yang singgah di kawasan ini setiap tahunnya. Kehadiran burung-burung migran ini tidak hanya menambah keanekaragaman hayati di Wonorejo tetapi juga menandakan betapa pentingnya kawasan ini dalam jalur migrasi burung di dunia.

3. Habitat Burung Langka dan Dilindungi

Burung Bubut Jawa (https://ksdae.menlhk.go.id/burung-bubut)

Selain menjadi persinggahan bagi burung migran, Wonorejo juga menjadi habitat bagi burung-burung langka dan dilindungi. Salah satu spesies burung langka yang masih bisa ditemukan di kawasan ini adalah Bubut Jawa. "Di situ banyak burung yang dilindungi. Salah satu burung yang dilindungi yang ada di situ adalah Bubut Jawa," ungkapnya. Burung ini sudah sangat langka dan keberadaannya di Wonorejo menunjukkan betapa pentingnya kawasan ini untuk upaya konservasi spesies yang terancam punah. Selain Bubut Jawa, ada banyak burung dilindungi lainnya yang menjadikan Wonorejo sebagai rumah mereka.

4. Keberadaan Mamalia Langka

Kucing bakau langka (https://gembiralokazoo.com/animals/kucing-bakau)

Tidak hanya burung, kawasan Wonorejo juga merupakan habitat bagi beberapa jenis mamalia langka. Salah satu mamalia langka yang diduga ada di kawasan ini adalah kucing bakau atau macan rembah. "Ada dugaan di situ ada sejenis kucing bakau atau macan rembah," jelasnya. Keberadaan mamalia ini sangat penting untuk dilindungi karena mereka termasuk dalam kategori spesies yang langka. Tim konservasi bahkan telah memasang kamera trap untuk memantau keberadaan mereka dan mendapatkan bukti visual untuk mendukung upaya konservasi.

5. Kawasan Konservasi dan Tekanan Internasional

Ilustrasi kawasan mangrove (freepik.com/Wiroj Sidhisoradej)

Wawan menekankan bahwa perubahan bentuk kawasan akibat reklamasi tidak hanya akan mendapat tekanan dari aktivis lingkungan lokal, tetapi juga dari dunia internasional. "Karena ini adalah daerah penting bagi burung," tegasnya. Kawasan ini tidak hanya penting bagi burung migran, tetapi juga sebagai habitat bagi burung langka dan mamalia yang dilindungi.

Dengan semua alasan ini, Hendrawan dan komunitasnya terus berupaya melindungi Wonorejo dari ancaman reklamasi yang dapat merusak ekosistem penting ini. Perubahan bentuk kawasan tidak hanya berdampak lokal tetapi juga global, mengingat pentingnya Wonorejo dalam jalur migrasi burung dan keberadaan spesies langka di sana. Upaya mereka menjadi sebuah seruan untuk menjaga keseimbangan alam demi keberlangsungan hidup satwa-satwa yang bergantung pada kawasan ini.

Melindungi kawasan Wonorejo bukan hanya tentang mempertahankan sepotong tanah hijau di tengah kota. Ini adalah upaya global untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang telah menjadi rumah bagi ratusan jenis burung migran dan mamalia langka. Dengan menjaga Wonorejo, kita tidak hanya melindungi flora dan fauna yang ada di sana, tetapi juga turut serta dalam upaya konservasi internasional yang memiliki dampak luas bagi keberlanjutan kehidupan di bumi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us