Saat Penyintas Bom Bali 1 Bertemu Umar Patek

Surabaya, IDN Times - Penyintas Bom Bali 1, Chusnul Chotima, bertemu dengan mantan narapidana teroris (napiter) Umar Patek dalam acara peluncuran produk 'Ramu Kopi' milik Umar di Hedon Estate, Selasa (3/6/2025) malam. Umar sendiri sempat divonis 20 tahun penjara pada tahun 2012 lalu karena kasus bom Bali 1. Namun, setelah 10 tahun menjalani hukuman, ia mendapatkan bebas bersyarat pada tahun 2022 lalu.
Chusnul mengatakan ia bersyukur dengan perubahan Umar yang sekarang. Umar juga telah mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, sehingga kini bisa memiliki usaha sendiri. "Syukur Alhamdulillah sudah kehidupannya Bapak Umar sudah berubah dan apa itu pemerintahan Indonesia, pemerintah Indonesia sudah menerima beliau tahu dengan baik," ujarnya.
Chusnul berharap, usaha Umar sukses. Dengan begitu, Umar bisa membantu penyintas bom Bali 1 untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Sebab, masih banyak penyintas yang sulit mendapatkan pekerjaan karena kondisi fisik yang kurang baik akibat insiden bom. "Saya cuma berdoa semoga usahanya lancar dan sukses dan nanti akhirnya bisa membantu ke penyintas-penyintas yang susah dalam mencari pekerjaan," kata dia.
Chusnul mengaku awalnya sulit menerima maaf dari Umar. Namun, seiring berjalannya waktu ketika ia mendapat pemahaman dari negara dan negara hadir memberikan pemulihan, ia akhirnya bisa memaafkan Umar. "Jadi ya kita sudah memaafkanlah tapi ini tadi kan momen yang tepat ada Pak Umar Patek. Karena saya sendiri tahun 2000 berapa itu ya, 2012 apa 2011. Saya didatangkan ke Jakarta bertemu dengan dengan Pak Umar Patek, cuma beliau itu cuma bilang maaf gitu aja," terang dia.
Walau sudah memafakan, Chusnul ingin Umar membuktikan kepada penyintas bahwa dia benar-benar minta maaf. Salah satunya ikut menolong penyintas yang kesulitan mendapat pekerjaan. "Yang saya inginkan, para penyintas inginkan itu bisa bekerja. Kalau kayak saya gini kan enggak otomatis, enggak bisa loh, enggak ada loh perusahaan yang mau narik masa saya kerja," sebutnya.
Dalam momen tersebut, Umar tidak berkomentar sama sekali. Ia hanya mengangguk dan fokus pada pembicaraan Chusnul. Sementara itu, drg David Andreasmito yang mendampingi Umar membuat produk 'Ramu Kopi' mengatakan akan ikut membantu penyintas Bom Bali I. Ia berharap, penyintas Bom Bali yang belim mendapat pekerjaan bisa berkumpul.
"Kumpulkan semua teman penyintas. Kumpulkan yang ada Surabaya, ada di Bali, ada di mana aja, kumpulkan mereka semua," kata David. Nantinya, David akan membantu apa yang bisa dia bantu. Namun, penyintas harus mengetahui mereka memiliki kemampuan dan passion di bidang apa.
"Saya sangat berharap nanti Ibu-ibu semua atau Bapak-bapak yang dimintai itu bisa bekerja sama. Kerja sama itu adalah bukti kasih sayang. Saya juga sayang sama dia (Umar). Alhamdulillah Ya, dia jadi saudara saya," pungkas David.