Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkot Madiun Mengolah Sampah untuk Memasak dan Mandi Sauna

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ANTARA FOTO/Galih Pradipta

MADIUN, IDN Times – Volume sampah di Kota Madiun mencapai 100 ton rata-rata per hari. Sampah organik maupun non organik itu berasal dari rumah tangga, sejumlah pasar tradisional, pasar modern, dan perkantoran.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Madiun, Suwarno, mengatakan volume sampah itu terbilang cukup tinggi. Sebab, jumlah penduduk di daerah itu sekitar 176 ribu orang. Mereka tinggal di 27 kelurahan yang masuk dalam wilayah tiga kecamatan, yakni Manguharjo, Taman, dan Kartoharjo.

“Sebagian besar sampah itu masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo,’’ kata dia, Jumat (16/11).

1.Sampah di TPA diolah menjadi gas metana

www.thesierraleonetelegraph.com
www.thesierraleonetelegraph.com

Suwarno menjelaskan tumpukan sampah yang masuk ke TPA Winongo diolah menjadi gas metana. Gas itu menggantikan elpiji untuk memasak bagi warga di sekitar tempat penampungan sampah dengan luas sekitar 6,4 hektare. “Ada 200 kepala keluarga yang memasak menggunakan gas metana dari TPA,’’ ujar dia.

Gas metana itu merupakan hasil fermentasi gunungan sampah yang terdapat pada zona aktif TPA. Di zona tersebut, sampah ditata dengan metode control landfill sehingga mampu mengurangi bau busuk. Di bawah gunungan sampah, dipasang instalasi pipa untuk menangkap gas. Gas itu kemudian disedot dan dialirkan menuju pemukiman penduduk.

2.Gas metana juga untuk mandi sauna

uk.businessinsider.com
uk.businessinsider.com

Inovasi lain yang dilakukan DLH, Suwarno melanjutkan, memanfaatkan sampah untuk mandi sauna. Ruang mandi uap panas air yang dibakar oleh gas metana dibuat di kawasan TPA. Warga dapat memanfaatkannya.

“Ini inovasi baru kami dalam pengolahan sampah,’’ ujar dia. Selain itu, sampah juga diolah menjadi pupuk kompos dan bisa diambil oleh warga yang membutuhkan. 

3.Sampah juga didaur ulang menjadi kerajinan tangan

(Ilustrasi sampah) ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
(Ilustrasi sampah) ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Sebagian sampah plastik yang menggunung di TPA Winongo dipilih dan kemudian didaur ulang. Warga menyulapnya menjadi barang layak pakai dan memiliki nilai ekonomis. Kerajinan tangan seperti bunga dan tas telah dihasilkan.

Karena itu, Suwarno menyatakan sistem 3R (reduce, reuse, dan recyle) sudah berjalan. Bahkan, warga yang tinggal di 27 kelurahan sudah menjalankannya melalui bank sampah.

‘’Sampah yang tidak dipilih baru masuk ke TPA. Di TPA pun masih ada proses sortir lagi,’’ kata dia. Suwarno berharap agar warga tidak membuang sampah sembarangan dapat mengganggu kelestarian alam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Edwin Fajerial
EditorEdwin Fajerial
Follow Us