Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Masjid Al Badar Terapkan K3L: Dari Hemat Air Wudhu hingga Damkar

IMG-20250907-WA0050.jpg
FGD Masjid Al Badar Surabaya. Dok. Humas Masjid.
Intinya sih...
  • Masjid Al Badar menerapkan konsep K3L untuk keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan di lingkungannya.
  • Konsep masjid sebagai tempat aman ditegaskan dengan implementasi penghematan air wudhu dan pengelolaan sampah plastik.
  • Takmir Masjid Al Badar telah mencoba berbagai langkah sederhana dalam menerapkan konsep K3L, termasuk pengolahan limbah kulit buah menjadi sabun eco enzyme bersama Lazismu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Masjid tidak lagi sekadar tempat ibadah. Di Surabaya, Masjid Al Badar yang berada di kawasan Kertomenanggal mulai melangkah lebih jauh dengan menghadirkan konsep Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) di lingkungannya. Inisiatif ini menjadikan masjid sebagai ruang edukasi sekaligus pusat literasi keselamatan bagi jamaah dan masyarakat sekitar.

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Jatim, Muhammad Mirdasy, menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari penyusunan identifikasi budaya risiko yang dilakukan pada awal tahun.

“Bicara keselamatan dan kesehatan saat beribadah memiliki tahapan yang cukup kompleks, karena banyak hal yang perlu dijalankan. Masjid punya peran strategis, bukan hanya tempat salat, tapi juga pusat literasi K3 dan lingkungan,” ujar Mirdasy usai focus group discussion (FGD) di Masjid Al Badar, Minggu (7/9/2025).

Konsep masjid sebagai tempat aman turut ditegaskan Wakil Ketua Dewan K3 Jawa Timur Edi Priyanto. Menurutnya, masjid sering dianggap bangunan paling aman saat bencana karena memiliki pondasi kuat, sirkulasi udara sehat, pencahayaan cukup, dan ketersediaan air berlimpah.

Namun, implementasi K3L tidak harus mewah. “Disesuaikan dulu dengan kebutuhan, tapi memberi dampak besar,” ujarnya. Salah satu contohnya adalah penghematan air wudhu dengan sistem IPAL mini. Air tetap tampak deras, tetapi lebih hemat, lalu ditampung kembali untuk menyiram tanaman.

Edi juga mengingatkan pentingnya aspek lingkungan. “Pengelolaan sampah plastik bisa jadi amal jariyah atau dosa jariyah. Jika diwariskan dengan cara benar, akan menjadi kebaikan. Tapi bila merusak, generasi berikutnya menerima dosa warisan,” tegasnya.

Takmir Masjid Al Badar sendiri sudah mencoba berbagai langkah sederhana. Wakil Ketua Takmir, Sumarmono bercerita bahwa air wudhu pernah ditampung untuk memelihara ikan lele. Namun, cara itu menimbulkan masalah bau karena got tersumbat. Kini, air dialihkan ke tempat cuci motor yang dikelola karang taruna.

Warga sekitar juga pernah mengolah limbah kulit buah menjadi sabun eco enzyme bersama Lazismu. Program ini sempat berjalan meski masih terbatas. “Ke depan, kami setuju perlu ada pelatihan penanganan bencana sekaligus penetapan titik kumpul evakuasi yang sampai sekarang belum ada,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Cerita Tetangga Korban Mutilasi asal Lamongan

07 Sep 2025, 20:02 WIBNews