Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Korban Mobil Pikap Maut Malang Meninggalkan Empat Anak

Kecelakaan di Jalan Raya Desa Asrikaton. (IDN Times/Istimewa)

Malang, IDN Times - Tiga dari empat korban tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Raya Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada Minggu (11/06/2023) pukul 13.00 WIB ternyata adalah satu keluarga. Mereka adalah warga Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang atas nama Slamet Riyadi (50), Khoirul Ummah (38), dan MSH yang usianya belum genap satu tahun.

Diketahui juga ternyata Slamet sehari-hari merupakan seorang modin di Kelurahan Polowijen. Saat kejadian, ia dalam perjalanan pulang ke rumah setelah mengantar salah satu anaknya ke pondok pesantren di wilayah Pakis.

1. Salamet dan Ummah meninggalkan 4 anak akibat kecelakaan di Jalam Raya Desa Asrikaton

Kasatlantas Polres Malang, AKP Agnis Juwita. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kasatlantas Polres Malang, AKP Agnis Juwita Manurung menjelaskan jika Salamet dan Ummah memiliki 5 anak. Salah satu anak juga ikut menjadi korban dalam kecelakaan di Jalan Raya Desa Asrikaton, dia adalah si bungsu yang bernama MSH. Kini ia meninggalkan 4 orang anak tanpa kehadiran bapak dan ibu.

"Tadi kami juga sudah ke rumah duka karena ada satu kendaraan ini satu keluarga ibu ayah dan anak. Dan masih meninggalkan anak, jadi kita sudah ke sana untuk memberi perhatian. Jadi korban ini memiliki 5 anak dan meninggalkan 4 anak," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (12/06/2023) di Mapolres Malang.

Agnis menjelaskan jika kedua korban bersama anak bungsunya saat kejadian dalam perjalanan pulang ke Kota Malang. Mereka bertiga pulang dari mengantarkan salah satu anaknya yang baru lulus SMP dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren.

2. Satlantas Polres Malang datang ke rumah duka bersama dengan Jasa Raharja untuk memberikan santunan

Kasatlantas Polres Malang, AKP Agnis Juwita Manurung. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Agnis menjelaskan jika pihaknya harus memberikan support kepada keempat anak korban. Pasalnya mereka kini harus menjelani beratnya hidup tanpa orangtua. Ia datang langsung ke rumah duka untuk memberi dukungan mental.

"Dalam kasus kecelakaan ini kita memberi dukungan support yaitu menyemangati anak-anak dari korban ini. Karena ayah dan ibu langsung menjadi korban dan anak yang paling besar, kedua, ketiga, dan juga keempat juga sudah lengkap tadi di sana (rumah duka)," jelasnya.

Pihak Jasa Raharja juga datang bersama Kasatlantas Polres Malang ke rumah duka di Polowijen. Mereka menyerahkan langsung santunan kepada anak-anak Slamet dan Ummah yang tersisa. "Sudah langsung diberikan (santunan) kepada keluarga. Langsung dari Jasa Raharja kepada keluarga korban," tegasnya.

3. Slamet selalu jadi imam masjid

Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu tetangga Slamet dan Ummah, Khairul Ambi (51) menceritakan jika sosok Slamet dan istrinya ada pribadi yang ramah. Slamet bahkan selalu menjadi imam masjid setiap salat lima waktu di masjid sekitar rumah mereka.

"Almarhum selalu mengimami setiap lima waktu, mengajar TPA (Tempat Pembelajaran Al-Qur'an) juga. Masyarakat sini merasa kehilangan semua karena beliau sebagai panutan," bebernya.

Ia juga mengungkapkan jika keempat anak Slamet dan Ummah juga masih kecil. Yang paling dewasa menurutnya masih bersekolah di Madrasah Aliyah. Kini mereka harus kehilangan sosok orang tua di usia sangat muda.

"Ketiganya dimakamkan tadi dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB. Makamnya di sebelah utara TPU (Tempat Pemakaman Umum) Polowijen," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal Adhi Pratama
EditorRizal Adhi Pratama
Follow Us