Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keluarga Tragedi Kanjuruhan Protes Pemkab Berat Sebelah ke Arema FC

Nuri Hidayat (55) orang tua dari korban Tragedi Kanjuruhan, Jovan (16). (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan yang hadir dalam kegiatan rekonsiliasi bersama Polres Malang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, dan Manajemen Arema FC memprotes sikap pemerintah yang menganakemaskan Arema FC. Pasalnya renovasi Stadion Kanjuruhan seolah-olah untuk memfasilitasi Singo Edan.

"Saya emosional tadi mengkritik Arema, Bupati Malang, karena stadion mau jadi tapi pendekatan pada kita katanya mau ziarah dan lain-lain itu hanya bullshit (omong kosong). Jadi selama kita berjuang ini mereka tidak tahu, alasannya sibuk pertandingan dan lain-lain. Padahal saya kehilangan anak, tapi dia kehilangan waktu sedikit saja kok tidak bisa," terang Nuri Hidayat (55), orangtua dari korban Tragedi Kanjuruhan, Jovan (16).

1. Keluarga korban tragedi Kanjuruhan protes desain stadion

Nuri Hidayat (55) orang tua dari korban Tragedi Kanjuruhan, Jovan (16). (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Nuri menyampaikan jika ia protes pada desain Stadion Kanjuruhan yang baru seolah-olah untuk memfasilitasi Arema FC. Renovasi Stadion Kanjuruhan memang membuat warna stadion ini didominasi warna biru dan putih, sesuai jersey Singo Edan. 

"Apakah mereka punya saham di Kanjuruhan? Kan tidak. Metro FC mana kok gak pernah diundang. Saya tidak bermaksud membodohkan Pemkab Malang, tapi kenapa seolah-olah Arema FC yang jadi primadona," ujarnya saat rekonsiliasi di Aula Polres Malang pada Selasa (28/5/2024).

Nuri mengatakan masih sakit hati dengan Manajemen Arema FC yang mengabaikan mereka selama ini. Padahal pihak PSSI sudah sering berdialog dengan mereka, tapi Manajemen Arema FC justru selalu menghindar dengan alasan sibuk dengan kompetisi Liga 1.

"Saya ingin keluar kata-kata dari Pak Sanusi bahwa stadion ini dibangun bukan untuk Arema FC. Kemarin sempat berdiskusi panjang kenapa warna stadion harus biru putih, dan sekarang terlihat jelas yang diundang hanya manajemen Arema," tegasnya.

2. Masih keberatan Arema FC kembali berkandang di Malang

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan (kiri) berdialog dengan Manajemen Arema FC di Aula Polres Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Stadion Kanjuruhan akan selesai direnovasi pada Desember 2024, setelah itu Arema FC akan kembali menempati stadion berkapasitas 21 ribu penonton ini. Nuri mengatakan jika mereka berat menerima kenyataan ini. Mereka tidak rela Arema FC kembali ke Kanjuruhan.

"Secara hati keberatan, karena secara hati gak bisa sembuh melihat attitude mereka. Kita gak minta uang, kita minta bagaimana komitmen mereka kedepannya," ungkapnya.

"Kita cuma minta disertai, permintaan maaf nereka saja tidak ada. Kalau perkara donasi dari Arema FC saya lihat itu sebagai takziah, masa sih nyawa anak saya diganti uang Rp5 juta," sambungnya.

3. Jawaban Bupati Malang

Kegiatan rekonsiliasi antara Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan bersama Polres Malang, Pemkab Malang, hingga Manajemen Arema FC. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Di tempat yang sama, Bupati Malang, Muhammad Sanusi menegaskan jika Stadion Kanjuruhan adalah milik Pemkab Malang. Arema FC hanya penyewa stadion tersebut. Ia memiliki alasan tersendiri kenapa stadion tersebut dicat dengan warna biru putih.

"Pertama karena stadion itu sejak awal berwarna biru, saya diprotes masyarakat waktu mewarnai dengan warna lain. Kemudian mayoritas warga Kabupaten Malang adalah Aremania, jadi dipilih warna biru," tandasnya.

Sanusi menyampaikan jika Stadion Kanjuruhan tidak hanya dimanfaatkan untuk Arema FC. Tapi juga menunjang perkembangan dunia olahraga di Kabupaten Malang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal Adhi Pratama
EditorRizal Adhi Pratama
Follow Us