Dikeluhkan Langka, Magetan Dapat Tambahan 19 Ribu Tabung Gas Elpij

- Warga diimbau beli di pangkalan, HET Rp18 ribuAlokasi harian elpiji subsidi mencapai 23.277 tabung per hari. Suparni memastikan penyaluran lancar tanpa kendala, namun lonjakan konsumsi membuat distribusi reguler kurang mencukupi.
- Penyalahgunaan masih terjadiKelangkaan dipicu oleh penggunaan gas subsidi oleh pelaku usaha besar. Elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi rumah tangga miskin, usaha mikro, nelayan kecil, dan petani kecil.
- Distribusi tambahan jadi langkah pencegahanPenambahan 19 ribu tabung merupakan langkah antisipatif agar gas melon tetap tersedia di tengah momen hari besar keagama
Magetan, IDN Times – Kabar melegakan datang bagi warga Magetan yang beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. PT Pertamina Patra Niaga bakal menambah pasokan sebanyak 19.040 tabung gas subsidi mulai Kamis (26/6/2025) hingga Sabtu (28/6/2025). Langkah ini diambil untuk menjaga ketersediaan pasokan menjelang peringatan 1 Muharam yang jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.
“Belum masuk kategori langka, tapi stok memang mulai menipis karena meningkatnya kebutuhan untuk hajatan dan kegiatan masyarakat lainnya menjelang 1 Muharam,” kata Suparni Pithut, perwakilan Hiswana Migas wilayah Magetan, Rabu (25/6/2025)
1. Warga diimbau beli di pangkalan, HET Rp18 ribu

Saat ini, alokasi harian elpiji subsidi di Magetan mencapai rata-rata 23.277 tabung per hari yang disalurkan melalui 826 pangkalan dan 19 agen resmi. Suparni memastikan bahwa sejauh ini penyaluran berjalan lancar tanpa kendala berarti.
Namun demikian, lonjakan konsumsi karena perayaan dan hajatan membuat distribusi reguler kurang mencukupi. “Penambahan pasokan ini sebagai bentuk antisipasi agar warga tidak kesulitan,” imbuhnya.
Suparni mengimbau masyarakat agar membeli gas subsidi langsung di pangkalan resmi Pertamina yang menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp18.000 per tabung. Pasalnya, harga di tingkat pengecer bisa melonjak hingga Rp23 ribu. “Pengecer tidak diatur HET-nya, jadi wajar kalau mahal. Beli saja di pangkalan, selain lebih murah, juga aman dan sesuai aturan,” jelas Suparni yang juga pemilik agen PT Pithut Anugerah Jaya.
2. Penyalahgunaan masih terjadi

Ironisnya, kelangkaan kerap dipicu oleh penggunaan gas subsidi oleh pelaku usaha besar, seperti restoran, hotel, peternakan, dan jasa las. Padahal, elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi rumah tangga miskin, usaha mikro, nelayan kecil, dan petani kecil.
“Kalau sektor non-subsidi ikut memakai, ya jelas stok cepat habis. Ini bentuk penyalahgunaan yang harus dikendalikan,” tegas Suparni.
3. Distribusi tambahan jadi langkah pencegahan

Penambahan 19 ribu tabung ini merupakan langkah antisipatif dari Pertamina dan pemangku kepentingan agar gas melon tetap tersedia di tengah momen hari besar keagamaan. Suparni juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan penimbunan dan membeli sesuai kebutuhan.
Dengan langkah ini, diharapkan kebutuhan rumah tangga dan pelaku usaha kecil menengah (UMKM) dapat tetap terpenuhi, dan aktivitas masyarakat tidak terganggu hanya karena kelangkaan gas.