Cerita Perjuangan Honorer Magetan Diangkat ASN Jelang Pensiun

Magetan, IDN Times – Suasana haru menyelimuti Pendopo Surya Graha, Rabu (30/4/2025), saat 1.025 aparatur sipil negara (ASN) baru di Kabupaten Magetan resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan. Bagi sebagian orang, ini mungkin sekadar seremoni. Tapi bagi para tenaga honorer yang telah puluhan tahun mengabdi tanpa status jelas, momen ini adalah jawaban dari doa panjang yang tak pernah putus.
Di antara mereka, ada kisah-kisah menyentuh yang menggambarkan suka duka menjadi tenaga honorer. Bahkan, tak sedikit yang baru menerima SK pengangkatan saat usia mereka sudah di ujung masa kerja.
1. Air mata bahagia di halaman pendopo

Suyanto, Koordinator Honorer K2, tak mampu membendung air matanya. Begitu menerima SK sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), ia langsung bersujud syukur di halaman pendopo. Baginya, perjuangan ini penuh dengan luka dan kesabaran.
"Banyak teman kami yang bercerai karena tekanan ekonomi. Tidak ada pengangkatan untuk tenaga teknis selama bertahun-tahun. Tapi hari ini, semua perjuangan itu seperti terbayar,” ujarnya dengan suara bergetar.
2. Baru diangkat, setahun lagi pensiun

Cerita pilu juga datang dari Heri Dwi Prastyo (57), tenaga honorer di SMPN 1 Magetan. Ia telah mengabdi sejak tahun 2000 dengan gaji yang dulu hanya Rp75 ribu per bulan. Selama lebih dari dua dekade, ia tetap bertahan karena cinta terhadap dunia pendidikan, meski kesejahteraan tak kunjung datang.
“Gaji awal saya dulu cuma Rp75 ribu. Tapi saya tetap bersyukur bisa mengabdi. Sekarang akhirnya diangkat juga, meski saya tinggal punya waktu kerja satu tahun sebelum pensiun,” ujar Heri.
3. Buka warung demi bertahan hidup

Suparno (57), penjaga sekolah di SDN Campursari, Kecamatan Sidorejo, juga mengalami kisah serupa. Ia sempat nyaris menyerah, namun tetap bertahan karena rasa tanggung jawab dan kecintaannya pada pekerjaan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, ia membuka warung kecil di rumahnya.
"Pernah hampir putus asa, tapi tetap bertahan. Alhamdulillah, akhirnya diangkat juga. Meskipun saya sudah jelang pensiun, ini tetap jadi anugerah besar,” katanya sambil menyeka air mata.
Bagi sebagian honorer yang baru menerima SK di usia senja, status ASN mungkin hanya bisa dinikmati sebentar. Namun pengakuan atas dedikasi puluhan tahun adalah kebahagiaan yang tak bisa diukur materi.
"Ini bukan sekadar pengangkatan, tapi penegasan bahwa pengabdian kami akhirnya diakui negara," tutup Suyanto.