Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Begini Cara Masjid Al Akbar Surabaya Olah Limbah Kurban Jadi Kompos

IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Badan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar Surabaya mengolah limbah hewan kurban untuk menjadi pupuk kompos. Pengolahan ini dilakukan secara mandiri dari pihak BP MAS menggunakan teknik sederhana.

Limbah hewan kurban terutama darah jika dibuang sembarangan di selokan atau di sungai dapat mencemari lingkungan. Kadar protein tinggi dari bagian tubuh hewan tersebut dapat mengganggu kadar BOD (biochemicaloxygen demand), lemak, dan padatan terlarut (suspended solid) di perairan. Selain itu, bau yang tak sedap dapat mengganggu lingkungan sekitar.

1. Limbah hewan kurban diangkut ke rumah kompos

Dok.IDN Times/Istimewa

 

Berdasarkan keterangan Sekretaris Badan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) Helmy Noor, tahap pertama dalam pengolahan ini adalah pengepulan limbah. Usai hewan kurban disembelih, panitia mengumpulkan bagian-bagian hewan yang tak diinginkan seperti kotoran hewan, darah, dan organ dalam.

"12 relawan kebersihan masjid mengambil limbah kurban seperti kotoran hewan, jeroan, darah dan lain-lain dari lokasi penyembelihan ke rumah kompos berjarak 300 meteran," terang Helmy ketika dihubungi IDN Times, Minggu (11/8).

2. Diangkut menggunakan drum

Ilustrasi limbah/ecodistricts.org

Pemindahan limbah ini pun dilakukan dengan cepat. Pihaknya langsung mengangkut limbah-limbah tersebut setelah pemotongan masing-masing hewan selesai. Hal ini dilakukan agar darah tak segera membeku dan bau tak sedap tidak menyebar.

"Pengangkutan limbah kurban dilakukan secara berkala selama proses pemotongan hewan menggunakan drum kapasitas 50 literan dan diangkut dorkas," lanjutnya.

3. Dimasukkan dalam liang kompos bersama sampah organik lain

Ilustrasi kompos/Pioneer.com

 

Rumah kompos milik BP MAS terletak dari sebuah lahan berukuran 14 x 8 meter. Namun liang yang digunakan sebagai komposter, tempat pengomposan, berukuran 3 x 3 meter. Limbah-limbah hewan kurban itu pun langsung dimasukkan ke dalam liang tersebut.

"Kami juga mencampurkan limbah itu dengan daun-daunan sampah tanaman yang ada di halaman masjid," imbuhnya.

4. Sudah pernah lakukan sejak tahun lalu

IDN Times/Fitria Madia

Setelah 3 sampai 6 bulan, Helmy mengatakan olahan kompos dari limbah hewan kurban tersebut sudah dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Tak hanya digunakan untuk tanaman pelataran MAS, pupuk organik tersebut juga dibagikan kepada masyarakat yang menginginkannya.

"Dari pihak masjid insyaallah mereka pernah ikut pelatihan dan masjid memang punya rumah kompos permanen sejak setahun lalu. Jadi ini sudah pernah kami lakukan sejak setahun lalu," tutup Helmy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us