Akses Lift Penghuni Apartemen Surabaya yang Ditutup Kini Dibuka

Surabaya, IDN Times - Akses lift Apartemen Bale Hinggil Surabaya kembali dibuka untuk penghuni. Hal ini setelah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melakukan mediasi antara penghuni dengan pengembang, Senin (16/12/2024).
Akses lift tersebut sempat ditutup oleh pengembang karena perselisihan besaran iuran service charge. Masalah ini pun viral di media sosial.
Selain masalah akses lift, permasalahan apartemen tersebut juga soal tunggakan pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB), hingga belum rampungnya pertelaan sehingga penghuni sampai saat ini belum memiliki SHM rumah susun karena belum melakukan akta jual beli (AJB).
Eri menegaskan, akses lift bagi penghuni Aparteme Bale Hinggil tak boleh ditutup oleh pengembang. Sebab, akses lift merupakan kebutuhan mendasar penghuni yang diatur dalam Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 19 tahun 2023.
"Kewenangan pemerintah kota, maka kita memastikan tidak ada lagi yang dari lift dan kebutuhan dasar Itu dimatikan," ujar Eri.
Eri memastikan, saat ada perselisihan apapun antara penghuni dengan pengembang, maka tak boleh lagi ada fasilitas umum yang dibatasi. Ia pun akan melakukan pengawasan agar fasilitas umum di apartemen tersebut tetap bisa digunakan oleh semua penghuni.
"Dan itu sudah dituangkan dalam resum rapat yang kita sepakati, nanti juga ada temen-temen yang akan ada di sini, teman-teman dari pemerintah kota untuk melakukan pengecekan," ungkap dia.
Selain soal akses lift, Eri meminta agar dibentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS), sehingga penghuni bisa melakukan pengawasan. Salah satunya soal Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
"Pemerintah kota akan meminta pengawasan, sambil nanti dari penghuni itu bisa melakukan pembentukan P3SR," kata dia.
Kemudian soal masalah pertelaan apartemen yang sampai saat ini belum tuntas, sehingga langkah berikutnya untuk penyerahan SHM rumah susun juga belum dapat terlaksana. Ini membuat para penghuni dalam ketidakpastian meskipun mereka sudah membayar lunas.
Pertelaan sendiri adalah gambar/uraian yang menunjukkan batas yang jelas dari setiap satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama dalam rumah susun tersebut.
"Kita akan lakukan (mediasi) di tanggal 23 Desember, mengundang seluruh pemilik apartemen atau penghuni apartemen ini yang memang sudah terjual, sehingga nanti akan didiskusikan," kata dia.
Di samping itu, yang menjadi keluhan penghuni juga adalah pihak pengembang menaikkan biaya service charge dari Rp7.500 per meter menjadi Rp13.500 per meter saat pandemik COVID-19. Padahal saat itu, keuangan semua orang sedang tidak baik-baik saja.
"Sehingga nanti kita akan tuangkan, akan ada pertemuan tanggal 23 Desember nanti," tutur dia
Berikutnya soal tunggakan PPB. Eri membolehkan bila pengembang ingin melakukan skema cicilan terhadap tunggakan yang ada. Tapi tidak boleh menghapus pajaknya. Yang boleh dilakukan adalah komitmen mencicil yang dituangkan dalam surat pernyataan.
"Bahkan ketika kami meminta pendapat kepada KPK, pendapat kepada BPK, maka semua itu bisa dicicil, dalam membayarnya tidak secara langsung," pungkas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, viral di media sosial akses lift penghuni Apartemen Bale Hinggil Surabaya ditutup oleh pengembang. Warga yang tergabung dalam Bale Hinggil Community pun mengadukan hal ini ke DPRD Kota Surabaya, Rabu (11/12/2024).
Keluhan tentang akses ditutup itu diunggah oleh akun media sosial TikTok Cak Sholeh. Dalam video tersebut Cak Sholeh mengatakan, warga membeli apartemen dan dihuni pada tahun 2019. Sejak tahun itu, developer tidak membentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) yang menjadi kewajiban mereka.
" P3SRS ini adalah organisasi penghuni rumah susun, tapi sayangnya sing jenenge developer wedi rugi (yang namanya developer takut rugi) organisasi tidak pernah dibentuk," ujar Sholeh dalam video tersebut.
Tiba-tiba tahun 2021 developer membuat kibajakan baru dengan menaikkan servis charge. Tidak tanggung tanggung servis charge naik sebesar 80 persen, padahal saat itu Indonesia dan dunia sedang dilanda pandemik COVID-19, dimana banyak orang mengalami penurunan pendapatan.
"Tapi yang namanya developer tetap seakan akan tidak mau tau, (service charge tetap dinaikkan) yang awalnya Rp7500 per meter menjadi Rp13.500 per meter. situasi COVID gak duwe duwek (situasi COVID-19 warga tidak punya uang), bergejolak lah warga terus menerus, gak ada titik temu," ungkap Sholeh yang merupakan pengacara kondang di Surabaya ini.
Kemudian pada awal Desember 2024 tiba-tiba akses lift penghuni ditutup. Warga pun tak bisa menggunakan lift.
"Bayangno ibu-ibu wes sepuh ngene dikongkon gae tangga darurat, (bayangkan, ibu-ibu sudah lansia seperti ini disuruh menggunakan tangga darutat)," tuturnya.



















