Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

GOR Pancasila Diambil Alih Pemkot Surabaya, Kasusnya Langsung Ditutup

Penampakan halaman GOR Pancasila, Minggu (29/12/2019). IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Gedung Olahraga (GOR) Pancasila memang telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Surabaya pada 2018 silam. Aset tersebut sempat menjadi sengketa dengan PT Setia Kawan Abadi sejak 1995. Namun setelah aset diserahkan, kenapa kasus tersebut tak lagi terdengar?

1. Tujuan utama penyelidikan kasus adalah pengembalian aset

Kondisi terkini pembangunan Museum Olahraga yang berlokasi di GOR Pancasila Surabaya. IDN Times/Fitria Madia

Kajati Jawa Timur Mohamad Dhofir menjelaskan, tujuan utama dalam perjalanan kasus GOR Pancasila tersebut memang untuk penyelamatan aset. Pihak kejaksaan berusaha mengembalikan aset yang dikuasai oleh PT Setia Kawan Abadi kepada Pemkot Surabaya.

"Memang, tujuan utama kami adalah aset. Bukan tindak pidananya," ujarnya saat konferensi pers akhir tahun di Kantor Kejaksaan Tinggi Jatim, Jalan Ahmad Yani, Selasa (31/12).

2. Kasus tak dilanjutkan setelah aset diserahkan

Kondisi terkini pembangunan Museum Olahraga yang berlokasi di GOR Pancasila Surabaya. IDN Times/Fitria Madia

Ketika aset GOR Pancasila telah diserahkan, yang berarti tujuan utamanya tercapai, kejaksaan pun tidak meneruskan perkara tersebut hingga ke pengadilan. Akhirnya, kasus dinyatakan ditutup dan penyelidikan pun diselesaikan.

"Karena tujuan kami sudah selesai. Asetnya kami dapatkan, penyelidikannya kami tutup," tegasnya.

3. Kasus dirasa sudah kedaluarsa

Desain eksterior komplek GOR Pancasila dan Museum Olahraga. Dok DPRKPCKTR

Selain itu, perkara tersebut juga dirasa telah kedaluarsa. Terang saja, PT Setia Kawan Abadi menggunggat Pemkot Surabaya sejak 1995. Dengan alasan tersebut, Dhofir merasa percuma jika perkara tersebut diteruskan.

"Meski kedaluarsa, tapi tim kami berjuang penuh untuk merayu agar pihak ketiga berkenan memberikan aset GOR Pancasila kepada Pemkot Surabaya," pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Dida Tenola
EditorDida Tenola
Follow Us