Lonjakan COVID-19 di Jatim, Dokter Ikut Waspada!

Mobilitas masyarakat tinggi, prokesnya turun

Surabaya, IDN Times - Kasus COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) mengalami lonjakan. Peningkatan itu diduga kuat dampak dari subvarian baru yang sedang merebak. Ditambah mobilisasi yang tinggi dan longgarnya protokol kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim pun ikut meningkatkan kewaspadaan.

1. Kasus aktif capai 2.275, Surabaya Raya dan Malang Raya terbanyak

Lonjakan COVID-19 di Jatim, Dokter Ikut Waspada!Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya dari udara. Dok. Humas Pemkot Surabaya

Berdasarkan data milik Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per 14 November 2022, ada sebanyak 2.275 kasus aktif. Dari jumlah itu, lima daerah dengan kasus aktif terbanyak ialah Kota Surabaya 564 kasus, Sidoarjo 175 kasus, Gresik 153 kasus, Kota Malang 138 kasus dan Malang 128 kasus.

Artinya, banyaknya kasus COVID-19 yang ada masih didominasi kawasan Surabaya Raya dan Malang Raya. Kendati begitu, daerah di kawasan tersebut masih berstatus zona kuning. Setara dengan 33 kabupaten/kota lainnya yang berarti memiliki tingkat risiko rendah virus corona SARS CoV-2.

Baca Juga: Dokter, Perawat, Bidan di Jatim Tolak Omnibuslaw Kesehatan!

2. Mobilitas hingga longgarnya prokes jadi penyebab lonjakan

Lonjakan COVID-19 di Jatim, Dokter Ikut Waspada!Kondisi lalin di sekitar Tol Waru, Kamis, (28/4/2022). IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Ketua IDI Jatim, dr. Sutrisno mengatakan, lonjakkan kasus COVID-19 ini disebabkan mobilitas yang tinggi. Semua sudah normal seperti sedia kala. Pintu penerbangan internasional telah dibuka, event-event besar sudah digelar di mana-mana, khususnya kota-kota besar.

"Jadi antarnegara, antardaerah ini sudah kembali seperti sebelum pandemik. Itu tentu membawa konsekuensi berupa hubungan antarmanusia menyebarkan virus," ujarnya, Selasa (15/11/2022).

Ditambah lagi, sambung Sutrisno, protokol kesehatan sekarang longgar. Sudah banyak masyarakat yang enggan menggunakan masker. "Ini problem, penyakit yang menular lewat saluran pernapasan itu potensi cepat menyebar secara luas. Virus itu punya karakter mudah mutasi," ungkap dia.

3. Dokter di Jatim tingkatkan kewaspadaan, yakin bisa cegah tidak tertular

Lonjakan COVID-19 di Jatim, Dokter Ikut Waspada!ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Melihat fenomena itu, IDI Jatim yang mempunyai 2000 lebih dokter yang prakitik di klinik, puskesmas hingga rumah sakit meminta untuk segera meningkatkan kewaspadaan. Sutrisno meyakini, para dokter bisa melakukan pencegahan secara mandiri, karena sudah punya pengalaman ketika gelombang satu dan dua COVID-19.

"Mereka (dokter) sudah punya kebiasaan yang baik hadapi pandemik ini. Jadi InsyaAllah kebiasaan baik yang mendukung di era pandemik ini, para dokter terus akan memeliharanya," kata dia.

"Masyarakat diminta ikut memelihara kebiasaan hidup di era pandemik. Karena ingat, pandemik COVID-19 ini bukan yang terakhir. Masih ada potensi virus lain yang menjadi seperti COVID-19. Corona virus itu jumlahnya sangat baik," pungkas Sutrisno.

Baca Juga: APBD Jatim Capai 30 T Lebih, Fraksi DPRD Beri Catatan Khusus

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya