Burnout, Kenali Tahapan, Gejala, hingga Cara Mengatasinya

Burnout kadang diabaikan, padahal berbahaya

Burnout atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya terbakar habis, adalah fenomena kelelahan secara mental akibat memforsir energi secara berlebihan. Burnout diibaratkan seperti lilin yang terbakar habis. Kondisi ini membuat penderita perasaan negatif kepada pekerjaan atau tugas dalam waktu lama dan berkepanjangan.

Psikolog industri organisasi dari Psychologycal Education and Research Ceria Hati, Gebi Angelina Zahra MPsi mengatakan, burnout membuat siapapun akan merasa tak mampu menyelesaikan beban atau tugas yang ada di depan mata. 

"Orang yang memiliki ekspektasi tinggi pada pekerjaan atau tugas adalah yang paling rentan mengalami burnout. Biasanya mereka adalah orang-orang yang memiliki komitmen tinggi dan dedikasi karena ingin diterima di lingkungan sosialnya," terang 

Mereka, kata Gebi, memiliki tuntutan pada diri sendiri untuk bekerja secara sempurna agar mendapatkan pengakuan dari lingkungan. Ekspektasi ini justru kerap membuat mereka lupa untuk sekadar beristirahat.

"Selain itu orang yang mudah terkena burnout adalah mereka yang agreeable atau mudah setuju dengan tuntutan lingkungan. Misalnya lulus tepat waktu, lalu memiliki pekerjaan dengan gaji minimal Rp6 juta per bulan, menikah tepat waktu," jelasnya.

Gebi menyebutkan ada 3 tahapan seseorang mengalami burnout. Ketiganya dimulai dengan memunculkannya tuntutan dalam tugas-tugas, munculnya perasaan negatif dalam pekerjaan, dan akhirnya menarik diri dari pekerja.

1. Ada tiga fase sebelum orang mengalami burnout

Burnout, Kenali Tahapan, Gejala, hingga Cara MengatasinyaIlustrasi pria kelelahan akibat tugas. Unsplash

Tahapan pertama burnout adalah munculnya tuntutan tugas atau pekerjaan. Dalam fase ini seseorang akan merasa tidak bisa memenuhi pekerjaan tersebut. Ia merasa tuntutan tersebut terlalu berlebihan untuk dirinya.

"Di fase ini orang akan mulai merasa 'kok tugasku gak selesai-selesai ya.' Padahal ini disebabkan ia menerima semua tugas yang sebenarnya bukan job desc-nya. Dia menerima ya karena butuh pengakuan tadi," tutur Gebi.

Setelah itu, ia akan merasakan perasaan negatif kepada pekerjannya. Ia tidak bisa merasa nyaman dengan tugas-tugasnya dan merasa tidak bisa menikmati pekerjaannya. Ini membuatnya merasa bahwa pekerjaannya adalah beban pikiran yang menyakiti perasaannya.

"Jika ini diteruskan, ia akan merasa gagal terhadap pekerjaan tersebut. Ini karena ia tidak bisa memenuhi tuntutan dan tidak bisa menghasilkan apa-apa," bebernya.

Fase terakhir yang tejadi adalah ia akan mulai menarik diri dari pekerjaan atau mogok kerja. Beberapa akan memiliki resign agar bisa terbebas sesegera mungkin.

"Bahkan ada yang melakukan langkah ekstrim dengan menghapus semua file pekerjaannya. Ini karena dia merasa stres berlebihan sampai merasa gak mampu atau gagal," tegasnya.

2. Ada beberapa gejala burnout yang harus kamu waspadai

Burnout, Kenali Tahapan, Gejala, hingga Cara MengatasinyaIlustrasi perempuan yang menyendiri karena perasaan negatif akibat burnout. Unsplash

Ciri-ciri orang yang mulai mengalami burnout sebenarnya bisa dideteksi dengan kasat mata. Biasanya bisa dilihat dari siklus kerja yang tiba-tiba berubah.

"Biasanya mereka yang mulai burnout akan melapor dirinya susah tidur. Bahkan saat tidur masih merasa capek. Kemudian kinerjanya mulai drop, biasanya mereka yang rajin tiba-tiba sering absen. Dia absen pura-pura sakit sebenarnya hanya ingin lari dari tuntutan pekerjaan. Hal ini membuat performa kerjanya jeblok secara mendadak," jelasnya.

3. Selain dari diri sendiri, ada beberapa penyebab burnout yang datang dari luar

Burnout, Kenali Tahapan, Gejala, hingga Cara MengatasinyaIlustrasi perempuan tengah menyendiri. Unsplash

Gebi menjelaskan ada dua faktor penyebab burnout di dalam pekerjaan. Selain dari diri sendiri yang terlalu memaksakan beban berlebihan, burnout juga bisa datang dari pihak lain, misalnya atasan.

"Bos yang membebankan pekerjaan yang bukan job desc-nya, kemudian cara mengerjakan tugas yang tidak dijelaskan secara detail. Kemudian penghargaan di tempat kerja yang kurang, seperti saat sudah menyelesaikan tugas malah mendapat omelan, bukannya reward," ungkapnya. Burnout kata Gebi juga bisa datang karena lingkungan kerja yang toxic seperti teman sekantor yang iri.

4. Pahami cara mencegah burnout

Burnout, Kenali Tahapan, Gejala, hingga Cara MengatasinyaIlustrasi perempuan yang terkena burnout. Unsplash

Cara pertama agar tak burnout adalah dengan mulai mengenali diri sendiri. Jangan membebani diri dengan tugas dan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kapasitas kita. 

"Problemnya kan kita butuh pengakuan, sehingga kita harus mengenali diri sendiri kenapa kita butuh pengakuan dan penerimaan orang lain. Pengalaman-pengalaman yang menjadikan diri kita seperti itu (mencari pengakuan) harus kita terima dan dimaafkan. Kita juga bisa meminta bantuan psikolog seandainya kesulitan mencari akar masalah kita," jelas Gebi.

Selanjutnya, mulailah mempelajari manajemen stres. "Untuk menyeimbangkan waktu kerja, kita bisa mulai menjalankan hobi. Masuk ke komunitas-komunitas yang bisa menjadi support system. Selain itu support system juga bisa dicari dengan menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis," tegasnya.

Langkah-langkah lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi, berisitirahat cukup dan berolahraga.

"Olahraga selain meningkatkan stamina, ia mengalihkan stres mental menjadi stres badan. Jadi, capek dan stresnya teralihkan dengan jantung terpompa membuat nafas kita ngos-ngosan. Ini efektif mengalihkan stres di otak tentang pekerjaan atau tuntutan. Selain itu saat badan kita capek berolahraga, memudahkan kita untuk tidur, membuat badan lebih fresh setelah bangun," tandasnya.

 

Itulah tadi tahapan sampai gejala burnout. Intinya, jangan bekerja di luar kapasitas, apalagi hanya untuk mengejar pengakuan dari lingkungan.

Baca Juga: 5 Cara Mengistirahatkan Otak Pasca-Burnout, Menjauh dari Pekerjaan!

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya