Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Cabai Rawit Setara Daging Sapi

ilustrasi cabai cayenne (pexels.com/Artem Beliaikin)

Surabaya, IDN Times - Harga cabai rawit di Jawa Timur (Jatim) masih 'pedas'. Bahkan harga komoditas ini untuk satu kilogramnya menyamai harga satu kilogram harga daging sapi. Tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya harga cabai.

1. Harga cabai rawit di Jatim rata-rata Rp95 ribu

Cabai rawit (IDN Times/Umi Kalsum)

Berdasarkan data  Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, harga rata-rata cabai rawit Rp95.855 per kg pada Rabu (22/6/2022). Harga rata-rata tertinggi Rp108.250 di Kota Pasuruan, terendah Rp83.375 di Bondowoso.

Harga rata-rata cabai rawit Rp95.855 per kg itu setara dengan harga rata-rata terendah daging sapi murni di Kota Kediri yakni Rp95.000. Sedangkan harga rata-rata tertinggi Rp130.000 di Pacitan. Nah, untuk harga rata-rata secara keseluruhan di Jatim ialah Rp115.627.

2. Di pasar Surabaya tembus Rp100 ribu

ilustrasi cabai rawit (agustinnesia.com)

Seorang penjual nasi campur di Ketintang, Surabaya, Diah (38) sambat dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok utamanya cabai. Dia menyebut kalau harga cabai rawit sudah lebih dari Rp100.000 per kilogram. Hal ini yang membuatnya menurunkan produksi sambal untuk pelengkap nasi campurnya.

"Mahal harga cabai sekarang, Rp100 ribuan ke atas, saya kalau belanja ya di Pasar Pagesangan," katanya.

3. Penyebabnya ada pengurangan produksi di sentra cabai Jatim

Ilustrasi cabai rawit (IDN Times/Umi Kalsum)

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko menyebut sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai rawit di Jatim. Faktor utama ialah adanya pengurangan produksi di sentra-sentra cabai di Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Kediri dan Blitar.

"Terjadi kekosongan panen di daerah sentral cabai rawit. Sehingga jika biasanya panennya sambung menyambung antardaerah, nah kali ini terputus. Sebenarnya bukan langka tapi produksinya menurun. Sehingga stoknya tidak banyak," dia mengungkapkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
Faiz Nashrillah
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us