Harga Bahan Pokok Melambung, Khofifah Gencarkan Operasi Pasar Murah

Titik ke-16 Digelar di Jombang

Surabaya, IDN Times - Harga bahan pokok di Jawa Timur (Jatim) terpantau mengalami lonjakan. Merujuk data Sistem Informasi Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) per 18 September 2023, sejumlah komoditas masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Harga rata-rata beras medium terpantau naik, hari sebelumnya Rp11.338 per kilogram (kg), kini menjadi Rp11.378 per kg. Harga beras premium semula Rp13.534 per kg menjadi Rp13.577 per kg. Lebih lanjut, harga gula kristal putih semula Rp13.657 per kg menjadi Rp13.716 per kg. 

Harga minyak goreng curah kemarin di harga Rp14.981 per kg, saat ini Rp14.966 per kg. Harga minyak goreng kemasan premium Rp19.576 per kg menjadi Rp19.753 per kg. Minyak goreng kemasan sederhana semula Rp16.028 per kg menjadi Rp16.061 per kg. Harga MinyaKita Rp14.558 per kg menjadi Rp14.609 per kg. 

Melihat itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menggeber operasi pasar murah. Terbaru, operasi digelar di Jombang, Minggu (17/9/2023) sore. Lokasi ini menjadi yang ke-16 di Jatim. Harga bahan pokok yang dijual di bawah HET.

Di antaranya beras medium dengan harga jual Rp10.200 per kg, gula pasir dengan harga Rp13.000 per kg, minyak goreng dijual dengan harga Rp13.000 per liter, telur ayam ras dengan harga jual Rp23.000 per kg, dan bawang putih dijual harga Rp28.000 per kg.

"Kita siapkan harga sembako yang lebih murah dari harga di pasaran, kemarin kami melakukan hal yang sama persis seperti ini di Bondowoso begitu juga di tempat-tempat yang lain. Semoga ini bisa meringankan beban masyarakat," ungkapnya.

Khofifah menegaskan, operasi pasar murah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok utamanya beras. Karena diketahui, harga beras saat ini sedang mengalami kenaikan.

"Saat ini Pemprov Jawa Timur terus membangun sinergitas bersama untuk memberikan stabilisasi harga sembako utamanya beras. Harapannya masyarakat bisa mengakses sembako dengan harga lebih murah sehingga lebih terjangkau," urainya.

Terkait kenaikan harga beras, Khofifah kembali menegaskan bahwa komoditas itu dipicu naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) sejak masuk ke tempat penggilingan. Kenaikan tersebut membuat harga beras di pasaran mengalami kenaikan hingga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Saya sampaikan bahwa GKG dan GKP sampai di penggilingan itu memang harganya sudah di atas HET. Namun, kita juga berharap kenaikan di penggilingan ini akan bisa dinikmati oleh para petani kita," harapnya.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, bahwa kenaikan harga beras di banyak wilayah membuat Jatim harus menyuplai beras lebih banyak ke beberapa wilayah di Indonesia. Biasanya Jatim menyuplai 16 provinsi diluar Sulawesi Selatan dan di luar Sumatera. Saat ini Riau dan Bangka Belitung juga disuplai dari Jatim.

"Jadi, saat ini kita terus melakukan berbagai ikhtiar untuk bisa menyiapkan kebutuhan warga bangsa bukan hanya untuk warga Jawa Timur," pungkasnya.

Baca Juga: Kondisi Beras dan Gabah di Jatim hingga September 2023

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya