Nol Pemasukan, Jatim Park Group Babak Belur Bertahan 

Bukan tak mungkin bakal kurangi aset

Batu, IDN Times - Situasi sulit tengah dihadapi sejumlah pengelola wisata di Kota Batu. Salah satunya adalah Jatim Park Group yang mengaku sangat merasakan dampak dari PPKM darurat hingga level 1-4. Dalam masa PPKM level 1-4 yang saat ini berlaku, tempat wisata memang tidak diperbolehkan buka.

1. Biaya operasional yang besar

Nol Pemasukan, Jatim Park Group Babak Belur Bertahan Instagram/dinopark.jtp3

Manager Marketing dan Public Relation Jawa Timur Park Group, Titik S. Ariyanto mengatakan, Jatim Park Group sendiri memiliki 15 tempat wisata mulai dari Jatim Park 1-3, Museum Angkut, Batu Love Garden, Millenial Glow Garden, Eco Green Park, Predator Fun Park hingga Batu Night Spectacular yang tersebar di seantero Kota Batu.

Selama PPKM darurat berlaku seluruh wahana wisata itu harus tutup dan tak ada pemasukan. Sementara operasional tetap harus dikeluarkan. Paling tidak untuk perawatan wahana permainan, pakan satwa, listrik, wifi, air dan beberapa kebutuhan lain. Tentu dengan 15 tempat wisata yang dikelola, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh manajemen Jatim Park Group. Belum lagi untuk gaji karyawan sebanyak 1.700 orang. Meski selama PPKM karyawan hanya digaji 50 persen saja.

"Setiap bulannya manajemen harus menyiapkan minimal Rp 4 miliar untuk kebutuhan operasional gaji karyawan, perawatan wahana wisata, pakan ternak hingga kebutuhan lainnya. Tentu ini cukup sulit terlebih selama ini pemasukan yang kami dapat juga tak terlalu besar. Bahkan dalam sebulan terakhir kami harus tutup dan tak dapat pemasukan," urai Manager Marketing dan Public Relation Jawa Timur Park Group, Titik S. Ariyanto, Jumat (6/8/2021). 

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Pengelola Mal di Malang Kian Terdesak 

2. Masih komitmen tidak PHK karyawan

Nol Pemasukan, Jatim Park Group Babak Belur Bertahan Taman bermain yang disediakan pada zona outdoor di Baloga. IDN Times/Alfi Ramadana

Meskipun dalam situasi sulit, Titik menyebut bahwa sejauh ini manajemen Jatim Park Group masih berkomitmen untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Hanya saja selama masa PPKM darurat hingga level 1-4, manajemen memberlakukan pembatasan jam kerja. Termasuk juga pemberlakuan shift kerja untuk sejumlah karyawan di berbagai wahana wisata yang ada.

"Sampai saat ini kami belum pernah terfikir untuk PHK karyawan. Kalau sistem kerja yang kami terapkan selama turup PPKM adalah sesuai dengan aturan pemerintah yakni 25 persen. Kami juga memberlakukan kerja hanya 5 jam saja perharinya mulai pukul 07.00 WIB sampau pukul 12.00 WIB. Kecuali keeper satwa yang memang harus kasih makan satwa di sore hari," katanya.

3. Jika situasi tak membaik bisa saja langkah PHK diambil

Nol Pemasukan, Jatim Park Group Babak Belur Bertahan pagguci.com

Meski sudah berkomitmen tidak melakukan PHK, bukan tidak mungkin manajemen bakal mengubah keputusan. Terutama jika situasi PPKM yang tak kunjung selesai. Tentu beban yang ditanggung manajemen akan semakin berat. Bahkan, situasinya saat ini jauh lebih berat dari pada pembatasan tahap pertama saat PSBB awal pandemik lalu. "Untuk PHK memang sejauh ini tidak ada dalan rencana kami. Tetapi kalau situasinya terus seperti ini, tidak kemungkinan keputusan tersebut akan diambil," katanya. 

4. Tak menutup kemungkinan juga lepas aset

Nol Pemasukan, Jatim Park Group Babak Belur Bertahan IDN Times/Reza Iqbal

Titik mengatakan, minimnya pemasukan yang didapat ditambah pengeluaran yang cukup besar setiap bulannya memang memaksa manajemen Jatim Park Group untuk berhemat. Paling tidak agar mereka bisa bertahan selama mungkin dengan situasi seperti ini. Namun demikian, Titik mengakui tetap akan ada batas akhir dari upaya bertahan yang dilakukan manajemen. Jika tidak ada perubahan, maka maksimal akhir tahun, efisiensi besar-besaran terpaksa harus dilakukan agar neraca keuangan bisa tetap seimbang.

"Akhir tahun itu sepertinya sudah menjadi batas akhir kami bisa bertahan. Setelah itu, jika situasi tidak berubah, maka kami harus siap dengan segala risiko. Termasuk mungkin akan melepas aset," jelasnya. 

5. Berharap ada kebijakan yang pas untuk pariwisata

Nol Pemasukan, Jatim Park Group Babak Belur Bertahan Salah satu sudut area outdoor di Millenial Glow Garden. IDN Times/ Alfi Ramadana

Titik berpendapat, seharusnya pemerintah sudah mengerti dan memahami kesulitan yang dihadapi para pelaku di bidang pariwisata. Untuk itu, dirinya berharap ada kebijakan yang benar-benar bisa meringankan beban para pelaku wisata. Terlebih selama ini kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah baru sebatas penghapusan denda saja. Namun demikian, ia meyakini bahwa pemerintah tentu tengah berfikir keras bagaimana bisa menyelesaikan masalah ini. 

"Sejauh ini yang kami alami untuk pajak PPN dan PBB masih tetap bayar. Kalau untuk pajak tiket tentu tidak bayar karena memang wisatanya tutup," tandasnya.

Baca Juga: Wisata Jatim Park 2: Rute Lokasi, Harga Tiket, dan Wahananya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya