Surabaya, IDN Times - Lima orang mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) menggagas teknologi Photosynthetic Microbial Fuel Cell (PMFC), sebuah riset energi alternatif listrik dari limbah budidaya udang dan mikroalga (Scenedesmus sp). Inovasi tersebut untuk menjawab tantangan tentang ketersediaan pembangkit listrik yang lebih efisien. 

Ketua Tim Lailatus Sa'diya mengatakan, awalnya ia membuat sebuah percobaan alat PMFC dari dua buah akuarium atau chamber yang masing-masing chamber terdiri dari limbah budidaya udang sebagai anoda atau kutub positif dan Scenedesmus sp sebagai katoda atau kutub negatif. 

"Lalu di atas chamber, kami hubungkan dengan jembatan garam yang di dalamnya terdapat penjepit buaya kabel listrik dan elektroda. Sehingga nantinya hasil listrik akan diterima oleh elektroda yang telah terhubung dengan kabel listrik dan penjepit buaya," ujarnya, Rabu (13/9/2023). 

Untuk memastikan alat tersebut benar-benar teraliri listrik, Lailatus mengukur tegangan listrik dan arus listrik menggunakan voltage.

"Langkah tersebut sudah sesuai dari aspek lingkungan karena hadirnya PMFC juga melihat adanya potensi mikroalga yang melimpah di perairan, salah satunya Scenedesmus sp. Inovasi PMFC orientasinya juga pada ketercapaian SDGs poin ke-7 mengenai energi bersih dan terjangkau," jelasnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu, Lailatus menjelaskan, Scenedesmus sp. memiliki kemampuan dalam menghasilkan oksigen dari fotosintesis serta menghasilkan listrik tetapi masih dalam jumlah mikro. Namun, nilai kebaruan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni pada jenis elektrodanya.

"Tim PMFC menggunakan elektroda grafit yang biasa digunakan untuk praktikum sel volta," jelas dia. 

Riset dan inovasi yang dilakukan Lailatus dan kawan-kawan ini pun lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) 2023.

Baca Juga: Mahasiswa UNAIR Bikin Smartwatch Pendeteksi Diabetes