Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pakar Kimia ITS: Gas Air Mata Kedaluwarsa Bisa Makin Mematikan

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Surabaya, IDN Times - Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, gas air mata yang digunakan dalam insiden Kanjuruhan kedaluwarsa. Pakar kimia berpendapat gas air mata yang kedaluwarsa tetap berbahaya.

1. Kemampuan gas air mata kedaluwarsa belum tentu menurun, bisa saja makin mematikan

Saintif

Kepala Departemen Kimia Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Fredy Kurniawan mengatakan, gas air mata yang yang kedaluwarsa belum tentu kemampuannya menurun. Kemungkinannya ada dua bila gas air mata tersebut kadaluwarsa.

"Bisa menurun membuat iritasi, tapi bisa semakin mematikan. Kita tidak tahu berubah jadi apa senyawanya," kata Prof Fredy, Selasa (11/10/2022).

2. Gas air mata adalah bahan kimia yang berbahaya

Salah satu korban dari tragedi Kanjuruhan yang kedua matanya merah karena kena gas air mata pada 1 Oktober 2022. (Dokumentasi Kemenko Polhukam)

Menurutnya, gas air mata meski tidak kedaluwarsa adalah benda yang berbahaya. Sebab, gas air mata adalah mengandung bahan kimia yang berbahaya.

"Semua gas air mata berbahaya makanya dilarang untuk perang. Ada perjanjiannya," tuturnya.

3. Pakar tak bisa pastikan jenazah meninggal karena gas air mata

Suasana doa bersama dan tabur bunga untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Saat ditanya soal jenazah korban Kanjuruhan yang wajahnya membiru, ia tidak dapat memastikan apakah karena gas air mata atau tidak. Sebab, wajah membiru bisa jadi karena keracunan karena kena hal lain.

"Kalau biru biru perlu di cek dulu. Bisa karena keracunan bisa karena lebam kena gebuk. Kelihatannya keracunan karena menghirup zat kimia terlalu banyak," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khusnul Hasana
EditorKhusnul Hasana
Follow Us