Viral! Jenazah Diusung Melintasi Sungai di Ponorogo

Ponorogo, IDN Times – Sebuah video yang memperlihatkan rombongan pengantar jenazah menyeberangi sungai di Ponorogo viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di Dukuh Sambirejo, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, setelah jembatan penghubung ambruk akibat banjir dan belum kunjung diperbaiki. Warga pun terpaksa menempuh jalur berbahaya demi mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
1. Jenazah diseberangkan dengan tali dan bambu

Kejadian ini berlangsung pada Rabu (19/3/2025) sore. Jenazah Saitun (70) harus diantarkan ke pemakaman Blimbing dengan cara ditarik menggunakan tali dan bambu sebagai landasan agar bisa melintasi sungai. Sedikitnya 30 warga bergotong royong membantu prosesi pemakaman tersebut.
"Benar, kemarin itu ada puluhan warga yang terpaksa menyeberang karena makam terdekat cuma ada di situ. Ada yang mendorong, ada yang menarik dari atas," ujar Paniran, salah satu warga setempat, saat dikonfirmasi Kamis (20/3/2025).
Video yang beredar memperlihatkan jenazah diletakkan di atas tandu darurat yang diikat dengan tali, lalu ditarik perlahan menyeberangi sungai. Pemandangan ini mengundang keprihatinan banyak pihak, mengingat risiko tinggi yang dihadapi warga.
2. Pelayat harus berjalan kaki 5 kilometer

Tidak hanya pengusung jenazah, para pelayat pun harus menghadapi tantangan berat. Mereka terpaksa berjalan kaki sejauh 3 hingga 5 kilometer untuk mencapai rumah duka.
"Habis ziarah ya takut, Mas, kalau harus lewat sungai," kata Sulastri, salah seorang peziarah.
Jembatan besi sepanjang 10 x 3 meter yang menjadi akses utama warga putus akibat derasnya arus sungai pada Senin (17/3/2025) malam. Hingga kini, tak ada jalur lain selain menempuh perjalanan jauh atau bertaruh nyawa menyeberangi sungai.
3. Ada 400 warga terisolasi

Akibat jembatan yang ambruk, sekitar 400 jiwa dari 100 kepala keluarga di Dukuh Sambirejo kini terisolasi. Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki jembatan agar aktivitas mereka kembali normal.
"Kami sangat berharap segera diperbaiki, karena ini satu-satunya akses kami ke luar desa," ungkap seorang warga.
Hingga saat ini, satu-satunya jalur keluar-masuk desa hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalur alternatif yang lebih jauh. Warga pun mendesak pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat sebelum ada korban akibat kondisi berbahaya ini.


















