Uang Palsu di Magetan Meresahkan, Pedagang Nasgor Juga Jadi Korban

Magetan, IDN Times – Peredaran uang palsu (upal) di Kabupaten Magetan, meresahkan masyarakat. Setelah sebelumnya pedagang es teh di Kecamatan Barat menjadi korban, kali ini giliran pedagang nasi goreng di Kecamatan Lembeyan yang mengalami nasib serupa. Dua lembar uang palsu pecahan Rp50 ribu berhasil dibelanjakan oleh orang tak bertanggung jawab di warungnya pada Kamis siang (20/2/2025).
1. Kronologi kejadian

Triyono (44), pedagang nasi goreng di Kelurahan Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan, menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi saat warungnya sedang ramai dikunjungi pembeli. Ia sama sekali tidak menyangka ada orang yang tega membayar dengan uang palsu.
"Ngak nyangka saya bakal jadi korban. Pembelinya siapa saya tidak tahu karena saat itu ramai. Begitu saya hitung hasil jualan, ternyata ada yang palsu, tidak hanya satu tapi dua lembar pecahan Rp50 ribu. Pedagang kecil kayak kami, berapa sih untungnya kok sampai tega berbuat begitu," ujar Triyono dengan nada kesal saat ditemui di warungnya, Jumat sore (21/2/2025).
Merasa jengkel, Triyono pun membakar satu lembar dan satu lembarnya ditempel di kaca agar selalu ingat dan meneliti setiap uang yang diterima dari pembeli.
Ia juga menjelaskan bahwa membedakan uang palsu dan asli bagi orang awam memang sulit. Namun, secara kasat mata, uang palsu biasanya terasa lebih halus saat diraba, tidak sekasar uang asli.
2. Peredaran uang palsu meningkat jelang Ramadhan dan Idulfitri

Triyono menambahkan, peredaran uang palsu kerap meningkat setiap menjelang Ramadhan dan Idulfitri, seperti saat ini. Ia sendiri sudah beberapa kali menjadi korban dalam musim-musim serupa. Modusnya selalu sama, yakni menyasar warung dan toko kecil di pinggiran kota.
"Betul-betul meresahkan. Mungkin kalau pedagang besar tidak seberapa ya. Tapi kalau kayak kami, pedagang kecil, benar-benar terpukul," ujarnya dengan nada sedih.
Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, dengan daya beli masyarakat yang menurun dan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat, Triyono berharap para pelaku segera tertangkap agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan.
3 Akan dilaporkan ke polisi

Untuk mencegah korban berikutnya, Triyono berencana melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian. "Saya akan laporkan ke polisi agar tidak ada lagi korban yang timbul," tegasnya.
Kasus peredaran uang palsu ini semakin memprihatinkan, terutama bagi pedagang kecil yang rentan menjadi sasaran. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan teliti dalam menerima pembayaran, terutama uang pecahan besar.
Pihak kepolisian setempat diharapkan dapat segera menindaklanjuti laporan ini dan melakukan upaya pencegahan agar peredaran uang palsu tidak semakin meluas.