Terjangkit PMK, Puluhan Sapi di Magetan Mati dan Dipotong Paksa

Magetan, IDN Times – Ratusan ekor sapi milik para petenak di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dilaporkan terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hingga kini, lebih dari 33 ekor sapi mati dan 23 lainnya harus dipotong paksa sebelum mati untuk mencegah kerugian lebih besar.
1. Harga jual sapi terjun bebas

Kisah pilu dialami Supriyadi, warga Desa Getasanyar, Kecamatan Sidorejo. Sapi miliknya yang semula sehat pada malam hari tiba-tiba lemas keesokan paginya, Senin (30/12). Sapi yang dibelinya seharga Rp18,5 juta terpaksa dijual dengan harga Rp8 juta kepada pedagang untuk disembelih.
Menurut data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan hingga Selasa (31/12), sebanyak 781 ekor sapi di daerah tersebut telah terjangkit PMK selama setahun terakhir. Penyebaran wabah ini meluas ke seluruh 18 kecamatan di Magetan, dengan kasus terparah terjadi di Desa Kedung Guwo, Kecamatan Sukomoro. Di desa ini, 19 ekor sapi milik warga dilaporkan mati akibat PMK.
Dampak wabah ini membuat harga jual sapi merosot tajam. Warga terpaksa menjual sapi yang sakit dengan harga jauh di bawah pasaran. Seekor sapi yang biasanya dihargai Rp25 juta hingga Rp30 juta kini hanya laku Rp2,5 juta hingga paling tinggi Rp5 juta.
2. Bantuan vaksin dihentikan

Nur Haryani, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan, mengaku terus melakukan sosialisasi kepada para peternak untuk mencegah penyebaran lebih luas.
"Sebanyak 781 ekor sudah terjangkit, 33 di antaranya mati, dan 23 ekor harus dipotong paksa. Kami terus mengedukasi peternak agar memahami cara penanganan PMK," ujarnya.
Nur Haryani sebelumnya juga menyebut jika penyebab mewabahnya PMK saat ini akibat bantuan pengadaan vaksin dari pemerintah pusat dihentikan.
3. Petaka bagi peternak

Sementara itu, banyak kandang sapi di desa-desa terdampak kini kosong karena hewan ternak telah dijual atau mati. Warga yang masih bertahan terus berupaya menyelamatkan sapi mereka dengan berbagai cara.
Wabah PMK ini menjadi petaka bagi peternak di Magetan. Mereka berharap segera ada bantuan pemerintah untuk mengatasi kerugian besar akibat penyakit ini.