Tanam Padi di Tuban, Jokowi Puji Penggunaan Pupuk Organik

Dalam kesempatan itu juga, Jokowi memuji penggunaan pupuk organik oleh Serikat Petani Indonesia di lahan pertanian kurang lebih 1.000 hektare. Penggunaan pupuk sendiri sudah berjalan selama tiga tahun. Dengan penggunaan pupuk organik ini, petani bisa menghemat biaya. Dari biasanya per hektarenya Rp5-Rp6 juta, sekarang hanya Rp100 sampai Rp500 ribu per hektare.

"Kita hari ini mulai menanam seperti di daerah-daerah lain, setelah panen tidak diberi jeda karena air masih banyak, segera ditanam," kata Jokowi.

Jokowi juga mendorong petani untuk terus menggunakan pupuk organik sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia yang bahan bakunya haris diimpor. Terlebih, ketersediaan bahan baku pupuk kimia terganggu akibat terjadi ketegangan Rusia-Ukraina. Penggunaan pupuk organik pun memberikan manfaat untuk memperbaiki lingkungan dan ekosistem.

"Ini saya kira kalau dikembangkan di daerah lain akan banyak mengurangi cost yang dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk sehingga jangan sampai ada keluhan petani, pupuknya sulit," terangnya.

Agar pupuk organik ini bisa digunakan secara luas, ia telah memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengembangkannya di semua provinsi. Sejauh ini, masalah utama produksi pupuk organik adalah kepemilikan hewan ternak sebagai sumber utama. Paling tidak, kata dia, satu keluarga harus memiliki dua ekor sapi.

"Di sini sudah, di daerah lain nanti tugasnya Kementerian Pertanian nanti untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membikin pupuk organik. Dan yang saya senang juga harga gabah di petani dibanding tahun yang lalu jauh lebih baik pada hari ini sehingga petani mestinya seneng. Harga gabah petani Rp5.700, tinggi sekali, tahun yang lalu Rp4.000 hingga Rp4.200," pungkasnya.