Susu UHT di Menu Makan Bergizi Gratis Disorot: Bisa Bikin Obesitas

Surabaya, IDN Times - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai digelar di Sidoarjo. Meski hanya beberapa sekolah, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mendistribusikan makanan ini PAUD, SD, SMP hingga SMA.
Namun ada catatan khusus terhadap menu yang disajikan di dalam MBG di Sidoarjo. Seperti halnya di SDN Larangan Sidoarjo, menunya ada nasi putih, ayam tepung, tumis sawi tahu, potongan buah semangka dan susu UHT.
Sedangkan di SMA Muhammadiyah Sidoarjo, menunya hampir mirip. Hanya saja untuk menu sayur tidak ada. Adapun rincian menunya ialah nasi putih, ayam tepung, tahu bumbu kecap, potongan buah semangka dan susu UHT.
Dosen Prodi Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Paramita Viantry menilai untuk menu yang diberikan kepada siswa SD, kalau dari segi komponen sudah sesuai. Artinya lengkap sesuai pedoman gizi seimbang. Ada karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah.
"Hanya saja dari sisi porsi lauk nabati dalam hal ini tahu, masih kurang atau terlalu kecil dari yang seharusnya terpenuhi 50 gram per sajian," ujarnya kepada IDN Times.
Selain itu, Mita--sapaan karibnya- menyoroti jenis susu yang diberikan kepada anak-anak. Yaitu susu UHT. "Karena susu UHT kotak itu banyak gula yang bisa memicu obesitas anak, mungkin alternatifnya adalah untuk susu bisa menggunakan susu bubuk fullcream," katanya.
"Susu bukan lagi sebagai pelengkap menu gizi seimbang, melainkan sebagai sumber protein hewani juga yang sama dengan ayam, ikan, telur, dan lain-lain. jadi untuk SD-SMA jika sudah ada komposisi prohe, susu tidak wajib diberikan," tambah Mita.
Lebih lanjut, untuk menu yang diberikan kepada siswa SMA memang kurang. Karena tidak ada sayurnya. "Untuk sayur sudah jelasz harus ada. Karena pada pedoman gizi seimbang 'Isi Piringku' sudah ada porsi sayur yaitu 2/3 porsi," kata Mita.
Mita pun menyarankan agar ke depannya olahan makanan untuk anak usia sekolah lebih variatif. Kemudian juga mengurangi tepung-tepungan, karena menyebabkan anak cepat kenyang. Sehingga nasinya bisa tidak habis dimakan.
"Untuk menu selanjutnya bisa dilakukan modifikasi menu, seperti mix lauk protein hewani dengan sayur supaya bagi anak yang tidak suka sayur tetap mau makan sayur dan dapat vitamin mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya," jelasnya.
"Pemilihan bahan makanan yang digunakan tidak harus yang mahal, karena bisa diutamakan menggunakan bahan pangan lokal saja, dan pemenuhan menunya mengacu pada pedoman gizi seimbang 'Isi Piringku'. Terpenting, penyelenggaraan menu makan bergizi gratis untuk anak sekolah jangan disamakan dengan menu untuk dapur umum bencana," pesan Mita.