Kentang Petani Magetan Membusuk di Lahan, Ini Penyebabnya

- Hanya 40 persen hasil panen terserap
- Pabrik berdalih hasil panen di luar prediksi
- Pemkab Magetan janji evaluasi kerja sama
Magetan, IDN Times – Panen raya seharusnya jadi kabar baik bagi petani. Namun, hal itu tidak berlaku bagi petani kentang di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Tahun ini, hasil panen yang melimpah justru membuat mereka kebingungan karena pabrik mitra tak mampu menyerap seluruh produksi. Akibatnya, banyak kentang dibiarkan di lahan hingga terancam membusuk.
1. Hanya 40 persen hasil panen terserap

Supriyono, salah satu petani kentang di Desa Pacalan, menyebut hampir satu hektare lahannya terancam sia-sia. Dari total panen, pabrik hanya mampu menyerap sekitar 40 persen. Sisanya harus menunggu giliran meski usia panen sudah melewati batas ideal.
"Kalau gak segera dipanen kentangnya jadi rusak, otomatis nambah biaya. Padahal hasil panennya meningkat. Mau jual ke pasar juga nggak bisa karena sudah ada kerjasama dengan pabrik," ungkapnya, Rabu (17/9/2025).
2. Pabrik berdalih hasil panen di luar prediksi

Sementara itu, petugas dari Agro PT Indofood, Zori Mahendra, berdalih jika persoalan ini bukan hanya di Magetan, melainkan terjadi di seluruh Indonesia. Perusahaan sebelumnya memprediksi 100 kilogram bibit kentang hanya menghasilkan 750 kilogram panen. Nyatanya, hasil panen melonjak hingga 2–2,5 ton.
Untuk mengatasi persoalan ini, tiga pabrik pengolahan kentang menambah mesin produksi dan memperpanjang jam kerja karyawan hingga 24 jam penuh. Kapasitas yang awalnya hanya 900 ton kentang per hari kini bisa mencapai 2.000 ton.
"Memang sempat kewalahan untuk penyerapan hasil panen petani mitra. Saat ini pabrik meningkatkan jam kerja dan menambah mesin produksi," jelasnya.
3. Pemkab Magetan janji evaluasi kerjasama

Melihat kondisi ini, Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro yang langsung meninjau lahan petani yang terancam rugi, mendorong perusahaan mitra segera menyerap kentang lebih banyak. Dari total 130 hektare lahan kentang di Plaosan yang siap panen, minimal 60 persen ditargetkan bisa terserap dalam sepekan ke depan.
"Kami akan dorong pabrik untuk memprioritaskan kentang dari Magetan karena tidak bisa disimpan lama di cool storage. Ke depan, ini harus jadi evaluasi bersama agar tidak terulang," tegasnya.