Harga Cabai di Jatim Kian Membara!

- Harga cabai di Jatim melonjak drastis karena cuaca tak menentu dan penyakit antraknosa
- Petani enggan memanen karena hujan membuat cabai basah, sementara permintaan meningkat menjelang Maulid Nabi
- Harga cabai rawit mencapai Rp41.666/kg di Kota Madiun, keriting Rp57.500/kg di Bojonegoro, dan merah besar Rp40.000/kg di Tuban
Surabaya, IDN Times - Rakyat kian kepedasan bukan karena sambal, melainkan karena harga cabai makin pedas di pasaran. Mulai dari cabai rawit, keriting hingga cabai merah besar, semuanya meroket tak terbendung.
Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko, menyebut cuaca tak menentu jadi biang kerok. Hujan yang masih rutin mengguyur membuat petani enggan memanen.
"Stok sebenarnya ada di kebun, tapi petani tidak mau memanen karena hujan membuat cabai basah. Kalau dipanen dalam kondisi basah, cabai cepat busuk saat dikirim,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).
Bukan hanya itu, penyakit antraknosa juga menghantam sejumlah sentra produksi. “Virus ini muncul karena cuaca seharusnya sudah kemarau, tapi ternyata masih basah. Belum lagi momen Maulid Nabi bikin permintaan meningkat, sementara stok seret,” tegasnya.
Akibatnya, harga cabai di pasaran makin menggila. Dari tingkat petani, rawit sudah Rp27 ribu, merah besar Rp25 ribu, dan keriting tembus Rp34 ribu per kilogram. Di pasaran, lonjakan lebih tinggi, rawit rata-rata Rp31.688/kg, keriting Rp38.406/kg, dan merah besar Rp29.592/kg.
Data Siskaperbapo Jatim pun menampar realita. Harga rawit tertinggi ada di Kota Madiun mencapai Rp41.666/kg, sementara termurah di Ponorogo Rp23.500/kg. Cabai keriting malah makin gila: di Bojonegoro Rp57.500/kg, sedangkan di Banyuwangi hanya Rp26.000/kg. Untuk cabai merah besar, Tuban mencatat harga tertinggi Rp40.000/kg, dan termurah di Kota Pasuruan Rp22.000/kg.