Dinonaktifkan UIN Malang, Dosen Viral Ngaku Ingin Hidup Damai

- Imam Muslimin dinonaktifkan sebagai dosen UIN Malang setelah video pertikaiannya dengan tetangganya viral.
- Imam menegaskan narasi dosen cabul sebagai fitnah dan ingin fokus menyelesaikan masalah dengan tetangganya.
- Imam mengaku ingin berdamai dengan para tetangganya dan siap mediasi, namun terganjal oleh Ketua RT yang memblokir WhatsApp-nya.
1. Imam Muslimin telah dinonaktifkan sebagai dosen UIN Malang

Imam menyampaikan kalau ia telah nonaktif sebagai dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) UIN Malang. Penonaktifan ini terjadi setelah video pertikaiannya dengan Sahara menjadi viral. Kini ia sudah tidak lagi menjadi dosen di UIN Malang dan telah digantikan dosen lain.
"Saya sendiri sudah mengajukan pengunduran diri sebagai dosen pascasarjana. Karena sudah tidak ada mahasiswa yang hadir di kelas saya, saya WhatsApp juga sudah tidak ada yang jawab. Jadi saya pilih mundur daripada sakit hati," jelasnya pada Rabu (17/9/2025).
Imam menyampaikan kalau pengunduran diri ini karena ia ingin menyelesaikan masalah dengan para tetangganya. Ia ingin fokus menyelesaikan masalah dan tidak terikat dulu dengan jam mengajar di UIN Malang.
2. Imam tegaskan narasi dosen cabul adalah fitnah

Imam juga menegaskan kalau narasi dirinya sebagai dosen cabul di media sosial adalah fitnah. Ia mengaku tidak melakukannya tindakan pencabulan atau kekerasan seksual.
"Itu adalah fitnah keji yang dilakukan orang yang menghasit terhadap saya. Tuduhan kiai cabul adalah fitnah besar untuk saya dan keluarga saya," tegasnya.
Ia mengungkapkan kalau permasalahan dengan tetangganya hanya terkait sengketa tanah saja. Tapi ia heran kenapa narasi dirinya media sosial bisa berubah menjadi dosen atau kiai cabul.
3. Imam mengaku ingin berdamai dengan para tetangganya

Lebih lanjut, Imam menyampaikan kalau sebenarnya ia ingin berdamai dengan para tetangganya dan hidup tenang bersama istrinya. Ia mengaku siap mediasi dengan Sahara dan pemilik tanah yang disewa Sahara. Tapi ia mengaku terganjal karena Ketua RT setempat memblokir WhatsApp-nya.
"Saya ingin hidup bertetangga dengan baik, karena kita saudara. Kami ingin hidup damai dengan siapapun. Saya mohon Pak RT jangan memblokir, turunlah ke lapangan untuk melihat langsung," pungkasnya.