Siswa Keracunan MBG, Dapur SPPG di Tulungagung Distop

- Penghentian operasional dapur SPPG merupakan wewenang BGN Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung
- Belum ada SPPG di Tulungagung yang kantongi SLHS
- Tunggu hasil uji lab terhadap sampel makanan yang dikirim
Tulungagung, IDN Times - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Gusti Maringi Mukti yang terletak di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, berhenti beroperasi. Hal ini merupakan buntut dari peristiwa keracunan puluhan siswa di SMPN 1 Boyolangu yang terjadi kemarin. Belum diketahui pasti kapan SPPG yang memasok Makan Bergizi Gratis (MBG) ke sejumlah sekolah tersebut akan kembali beroperasi.
1. Penghentian dapur SPPG merupakan wewenang BGN

Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah mengatakan pihaknya menerima laporan bahwa operasional di SPPG tersebut untuk sementara dihentikan. Meskipun begitu Anna menjelaska bahwa proses penghentian tersebut merupakan wewenang dari pihak Badan Gizi Nasional (BGN). Pihak Pemkab tidak memiliki wewenang terkait penutupan tersebut. "Sampai kapan dihentikan operasionalnya kami juga tidak tahu karena itu merupakan wewenang dari BGN," ujarnya, Selasa (14/10/2025).
2. Belum ada SPPG di Tulungagung yang kantongi SLHS

Saat ini total terdapat 38 SPPG di Tulungagung yang telah beroperasi. Namun belum ada SPPG yang telah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Hanya ada 1 SPPG saja yakni milik Polres Tulungagung yang telah mengurus SHLS. Sedangkan sisanya masih dalam tahap pemenuhan persyaratan. "Yang SPPG milik Polres Tulungagung itu masih dalam tahap pengurusan dan belum keluar SHLS nya, SPPG lain masih dalam proses pemenuhan syarat," tuturnya.
3. Tunggu hasil uji lab terhadap sampel makanan yang dikirim

Pihak Dinas Kesehatan sendiri masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikirim. Mereka belum dapat memastikan penyebab peristiwa keracunan tersebut. Menu MBG yang dibagikan kepada siswa berisi nasi kuning, ayam kecap, timun, tomat, salak dan susu. Sampel tersebut telah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya, Laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kab. Tulungagung. "Semoga hasilnya bosa cepat keluar dan kami bisa mengetahui penyebab pasti terjadinya keracunan tersebut," pungkasnya.