Satu Keluarga di Malang Ditemukan Tewas di Dalam Satu Kamar

Malang, IDN Times - Warga Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang digegerkan dengan penemuan jenazah satu keluarga dalam 1 kamar. Para korban adalah suami istri berinisial WE (37) dan S (30), serta satu anak perempuan berinisial ARE (13). Ketiganya ditemukan tewas dalam satu kamar. Tapi satu anak yang juga kembaran R yaitu anak perempuan berinisial K ditemukan masih hidup di kamar lain.
1. Ketua RT ceritakan kronologi penemuan 1 keluarga tewas di Malang

Ketua setempat, Iswahyudi menceritakan jika ia mengatakan kejadian ini terjadi pada Selasa (12/12/2023) pukul 08.15 WIB. Warga mendengar teriakan WE dari dalam rumah. Warga kemudian mendatangi rumah yang telah dikontrak ketiganya selama 7 tahun ini.
"Warga mendengar teriakan bapaknya dari kamar belakang. Saat akan dibuka, kondisi rumah dalam terkunci. Jadi warga langsung mendobrak rumah untuk melihat kondisi satu keluarga ini," terangnya.
Saat masuk ke dalam kamar WE di belakang, warga dikagetkan dengan banyak darah tergenang di lantai. WE ditemukan dalam kondisi sekarat dengan luka sayatan di pergelangan tangan kiri sebanyak 4 sayatan, yang mana ada 3 sayatan kecil dan 1 sayatan besar. Sementara S dan R ditemukan sudah terbaring di atas kasur dengan mulut berbusa.
"Si bapak sudah sempat dilarikan ke rumah sakit RSAU (dr Munir) Lanud Abdulrahman Saleh. Meninggal jam 08.30 karena luka sayatan kehilangan banyak darah," bebernya.
Ia juga mengatakan kalau di dalam kamar WE, ditemukan sebilah pisau dapur sepanjang 25 centimeter. Begitu juga satu gelas yang sudah tidak ada isinya.
2. Satu anak berinisial AKE ditemukan sehat tanpa luka

Saat warga mendobrak rumah, satu anak yang merupakan saudara kembar korban ARE ditemukan sehat. Ia ditemukan di kamar lain dan tidak memiliki luka apapun.
"Anaknya yang satu ini disuruh tidur di kamar lain sama bapaknya. Sempat mau masuk ke kamar belakang jam 3 pagi, tapi dilarang bapaknya dan disuruh masuk jam 8 pagi saja," ungkapnya.
Warga juga menemukan pesan yang ditulis oleh WE di kaca toilet rumah. Pesan tersebut ditulis langsung ke permukaan kaca dengan spidol warna biru.
"Tapi kita tidak sempat baca pesannya, tapi anaknya yakin itu yang nulis bapaknya. Meskipun di pesan ada keterangan mama, tapi dia yakin yang nulis bapaknya," ucapnya.
3. Ketua RT menceritakan sosok para korban

Lebih lanjut, Iswahyudi menceritakan jika WE sehari-hari bekerja sebagai guru honorer. Sementara S sehari-hari menjadi ibu rumah tangga dan menjual kue secara online. Sementara ARE (13) dan AKE (13) merupakan siswi SMP di Malang.
"Mereka sekeluarga baik-baik saja, tidak ada masalah. Setiap hari ikut salat, tapi Pak WE ini orangnya memang pendiam. Tapi kadang Pak WE ini pulang malam, mungkin mengajar les," tuturnya.
Saat ini, rumah yang dikontrak WE dan S sudah dipasang garis polisi. Pihak Satreskrim Polres Malang juga telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mendalami kasus ini.