Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penduduk Jatim Turun 50 Ribu Jiwa

IDN Times/Reza Iqbal

Surabaya, IDN Times - Jumlah penduduk di Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan pada semester 1 tahun 2021. Penurunun ini terpantau dari Data Kependudukan (Konsolidasi) Bersih (DKB) yang diumumkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Juli lalu.

Sekadar diketahui, DKB adalah data perseorangan atau data agregat yang terstruktur, hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang sudah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kemendagri, yang diterbitkan setiap 6 bulan atau per semester.

1. Turun hampir 50 ribu jiwa

IDN Times/Reza Iqbal

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim, Andriyanto mengatakan jumlah penduduk Jatim berdasarkan DKB Semester 2 Tahun 2020 sebesar 41.044.406 jiwa. Sementara berdasarkan DKB Semester 1 Tahun 2021 sebesar 40.994.515 jiwa.

"Artinya ada penurunan 49.891 atau hampir 50.000 jiwa,” ujarnya, Selasa (10/8/2021).

2. Diduga karena banyaknya angka kematian COVID-19

Ilustrasi pemakaman pasien COVID-19. IDN Times/ istimewa

Penurunan jumlah penduduk, kata Andriyanto, sangat wajar. Sebab, selama Januari-Juli 2021 angka kematian akibat COVID-19 masif dilaporkan ke dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten/kota setempat. Laporan itu terekap di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

Lebih lanjut, per 8 Agustus 2021 tercatat jumlah kematian akibat COVID-19 di Jatim sebesar 22.932. Sebanyak 125 anak-anak yang meninggal dunia, dengan rincian usia 0 - 5 tahun sebanyak 59 jiwa dan usia 6 - 18 tahun sebanyak 66 jiwa.

"Berdasarkan estimasi jumlah kematian akibat COVID-19 di Jatim, kurang lebih sekitar 5.733 terdapat anak-anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu karena orang tuanya meninggal karena COVID-19," bebernya.

3. Lakukan pendataan terhadap anak yatim piatu

Ilustrasi anak yatim piatu di Gresik karena orangtua meninggal terpapar COVID-19. (Dok. Istimewa)

Andriyanto menambahkan, pendataan anak-anak tersebut masih dalam proses di kabupaten/kota di Jatim. Kemudian akan dilakukan intervensi berupa pemberian bantuan sosial spesifik anak, pendampingan psikologi, peningkatan kapasitas ekonomi anak, pemberian hak sipil anak, dan lain-lain.

“Upaya intervensi kepada anak-anak tersebut dilakukan secara paripurna dan berkelanjutan, dengan melibatkan seluruh stake holders yang ada,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us