Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Festival Gandrung Sewu Banyuwangi. (dokumentasi Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi, IDN Times - Tari Gandrung merupakan seni gerak tubuh berirama yang ikonik dari Kabupaten Bayuwangi, Jawa Timur. Tarian ini bahkan kini menjadi sangat populer di Nusantara. Namun tidak banyak yang tahu bahwa sejarahnya, penari gandrung dulunya bukan wanita-wanita berparas elok seperti sekarang. Dulu, penari gandrung adalah laki-laki. Sejarah mencatat, dalam perkembangan penyebaran agama Islam di Jawa, tari gandrung ini juga berubah.

1. Sekilas gandrung

Festival Gandrung Sewu Banyuwangi. (dokumentasi Pemkab Banyuwangi)

Dalam jurnal Gandroeng Van Banyuwangi tulisan John Scholte (1926), dikatakan bahwa penari gandrung awalnya bukanlah perempuan melainkan laki-laki. Penari gandrung itu bernama Marsan. Pementasan gandrung Marsan ini dulunya mirip pengamen, yakni keliling berpindah tempat.

Dibalik pementasan ini, ada sebuah misi besar yang memperjuangkan kebebasan pada masa kolonial. Marsan dan kelompoknya, berupaya mengais informasi, mengumpulkan pangan, dan spinoase pergerakan penjajah.

2. Kepunahan gandrung laki-laki

Editorial Team