Megahnya Masjid di Malang Dijuluki Taj Mahal Indonesia

Malang, IDN Times - Masjid Salman Al Farisi yang terletak di Jalan Karang Ampel RT.8/RW.2 Desa Karang Widoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang jadi buah bibir warga. Pasalnya kemegahan masjid ini menyerupai Taj Mahal di India, sehingga banyak warga yang berbondong-bondong melaksanakan ibadah di sana.
1. Begini alasan Masjid Salman Al Farisi dijuluki Taj Mahal asal Indonesia

Pengurus Takmir Masjid Salman Al Farisi. Ustad Deden Ferry menceritakan jika banyak warga yang takjub dengan gaya bangunan masjid yang mirip Taj Mahal yang ada di India. Ia mengatakan jika masjid ini memiliki 7 menara, 3 kubah kecil, dan 1 kubah besar yang menyatu dengan bangunan utama. Cat putih pada bangunan ini membuat Masjid Salman Al Farisi semakin identik dengan Taj Mahal.
"Kubah-kubah ini yang membuat masyarakat menyamakan Masjid Salman Al Farisi dengan Taj Mahal. Kemudian masyarakat yang mampir suka dengan suasana masjid yang ada di pegunungan sehingga bisa melihat perkebunan jeruk dan merasakan udara segar," terangnya saat ditemui pada Jumat (7/3/2025).
Bagian dalam masjid juga tidak kalah megah, 4 tiang besar setinggi 8 meter yang menyangga membuat kesan mewah pada masjid yang berada satu lokasi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hamra ini. Ruangan yang luas bisa menampung ribuan jamaah yang ingin melaksanakan ibadah.
"Kalau corak bangunan memang memadukan budaya India dan Eropa. Sementara nama masjid ini diambil dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Salman Al Farisi, beliau yang menjadi pengusul pembuatan parit pada Perang Khondaq," ungkapnya.
2. Ternyata butuh 4 tahun untuk membangun masjid ini hingga selesai

Deden menyampaikan kalau pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2012, dan baru selesai pada 2016. Awalnya lahan masjid ini adalah perkebunan jeruk seluas 1,2 hektare, kemudian dibangun masjid dengan luas bangunan 1.278 meter persegi. Sementara uang untuk membangun masjid ini dari sumbangan dari para donatur.
"Alhamdulillah atas izin Allah waktu itu tiba-tiba ada beberapa orang donatur yang langsung bersodakoh. Sehingga bisa terselesaikan pembangunannya pada 2016," jelasnya.
Deden mengaku urusan desain masjid ia serahkan sepenuhnya pada arsitek yang menangani bangunan masjid. Ia sendiri juga kaget dengan hasil bangunan yang megah dan menyerupai Taj Mahal. "Jadi kalau ditanya soal filosofi dari setiap desainnya, saya tidak tahu, karena memang tidak terlibat saat pembangunan," ungkapnya.
3. Masjid Salman Al Farisi dibangun karena belum ada bangunan untuk ibadah umat Islam di sekitarnya

Deden menyampaikan kalau masjid ini dibangun di Jalan Karang Ampel RT.8/RW.2 Desa Karang Widoro karena memang belum ada masjid di sekitar lokasi. Menurutnya, awalnya lahan ini hanya perkebunan jeruk dengan semak belukar. Dengan adanya masjid ini, umat Islam di sana bisa melaksanakan ibadah dengan lebih dekat.
"Awalnya di sini masih semak belukar, belum ada bangunan di sini, masih asing. Orang ke sini masih takut, kemudian mulai kita ada komunikasi dengan masyarakat, dengan pemerintah desa dalam perjalanannya didirikan lembaga pendidikan," tandasnya.
Deden sendiri tinggal di rumah yang ada di belakang masjid bersama istrinya sejak 2016. Ia setiap hari bertugas menjaga kebersihan masjid dan mempersiapkan kebutuhan masyarakat yang ingin beribadah atau mengaji.