Sikap Politik Luar Negeri dalam Pidato Presiden Prabowo

Surabaya, IDN Times - Prabowo Subianto menyampaikan pidato perdananya usai dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024 - 2029, Minggu (20/10/2024). Ada sejumlah poin kepemimpinan politik yang penting ada di dalamnya.
Mulai dari pernyataan soal pemimpin politik tidak boleh puas dengan angka-angka statistik. Kemudian tetap menyapa lawannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) yang tidak hadir dalam pelantikan yakni Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Hingga memuji Presiden kelima, Megawati Soekarnoputri yang juga tak hadir.
1. Prabowo tampil prima dalam pidatonya

Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengatakan, Presiden Prabowo tampil prima dalam sambutan pelantikan tadi. "Bagus pakai banget. Saya pikir itu pidato terbaik Pak Prabowo yang pernah saya lihat dan dengar," ujarnya kepada IDN Times.
"Berkualitas, mudah dicerna, penuh wibawa dan juga kehormatan dan isinya juga keren pas sekali konten dan konteksnya," tambah Surokim.
2. Gugah pemimpin politik dan pejabat publik tak puas dengan angka

Terkait unsur politik mengenai pemimpin politik tidak boleh puas dengan statistik saja, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini menilai sudah seharusnya hal itu disampaikan seorang Presiden baru. Sehingga para menterinya atau jajaran kabinetnya bekerja sungguh-sungguh mengecek di lapangan.
"Ya saya pikir sebagai pemimpin nasional peringatan itu wajar disampaikan agar para menteri kabinet dan pejabat publik tidak sekadar mendasarkan pada data-data resmi kuantitatif, tetapi juga turun mengecek langsung ke lapangan sebagai kroscek," ungkap Surokim.
"Hal ini penting agar para pejabat publik tidak mudah puas terhadap capaian yang ada saat ini dan bisa menjadikannya sebagai pemantik semangat untuk bekerja lebih baik lagi," imbuhnya.
3. Pujian terhadap yang tak hadir sebagai langkah elegan

Sementara untuk sikap memuji lawan politik dalam sambutan, Surokim melihat hal itu elegan dan bijak sebagai bagian dari upaya memberi contoh keteladanan kepada publik. "Saya pikir itu bagus dan penting sebagai upaya membangun rekonsiliasi dan tradisi baru," katanya.
"Prinsip mikul duwur mendem jeru sebagai bagian dari hormat kepada lawan juga bagus agar kontestasi tidak melupakan persabahatan," ungkapnya menambahkan.
4. Sikap politik luar negeri menjadi penguat

Tak sampai di situ, Prabowo juga sempat menegaskan sikap Indonesia terhadap konflik Palestina - Israel. "Sikap terhadap Palestina sangat clear dan menunjukkan posisi Indonesia yang tegas dalam mendukung kemerdekaan Palestina," kata Surokim.
"Disampaikan dalam forum pelantikan sungguh merupakan sikap politik luar negeri yang tegas dan konsisten," puji Surokim melanjutkan.
"Saya pikir secara politis, pidato tadi sangat menggugah dan penuh makna hingga membuat kebanggaan sebagai masyarakat Indonesia. Secara umum masyarakat Indonesia dibuat kagum dan bangga. Cara mengajak membangun Indonesia bersama-sama dan menjadi patriot juga relevan dengan kebutuhan saat ini," pungkas Surokim.