Keluarga Korban Tak Ikhlas Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan

Malang, IDN Times - Rencana pertandingan Liga 1 Musim 2024/2025 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Senin (28/4/2025) jadi polemik. Pasalnya Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 terjadi juga saat Singo Edan menghadapi Bajol Ijo di Kanjuruhan. Pertandingan ini menyebabkan luka lama keluarga korban Tragedi Kanjuruhan terbuka lagi.
1. Devi Athok tidak setuju laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya digelar di Stadion Kanjuruhan

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan sekaligus Ketua Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok menyampaikan keridaksetujuannya laga Arema FC Vs Persebaya digelar di Stadion Kanjuruhan. Menurutnya, pertandingan ini seperti tidak menghargai perjuangan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang belum mendapat keadilan, bahkan Manajemen Arema FC tidak sekalipun mendampingi mereka dalam memperjuangkan keadilan para korban Tragedi Kanjuruhan.
"Jujur dalam hati saya sendiri tidak sepakat pertandingan ini di Stadion Kanjuruhan. Karena sepertinya PT LIB dan manajemen (Arema FC) tidak menghargai para korban dan keluarga korban. Rasanya yang mereka pentingkan hanya keuntungan, gak ada kejelasan tentang keamanan dan jaminan hukumnya," terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (18/4/2025).
Devi Athok menyayangkan karena justru Persebaya Surabaya dan Bonek Mania yang lebih respect dengan juga tidak setuju pertandingan digelar di Stadion Kanjuruhan. Devi juga mengatakan jika mendapat banyak telepon dari para Bonek Mania bahwa mereka juga tidak setuju kalau laga digelar di Kanjuruhan.
"Kemarin saya juga dapat telepon dari dulur-dulur Bonek bahwa mereka juga tidak sepakat kalau pertandingan di Kanjuruhan, ini sebagai support dari Bonek untuk keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang belum mendapat keadilan. Mereka sudah merelakan pertandingan ini biar Persebaya mengalah saja, mereka tidak respect dengan pertandingan ini," bebernya.
2. Devi Athok berpendapat harusnya hak-hak korban dipenuhi dulu sebelum kembali ke Stadion Kanjuruhan

Devi Athok menyampaikan jika ia tidak habis pikir dengan Manajemen Arema FC yang dengan entengnya kembali ke Stadion Kanjuruhan, padahal hak-hak para korban Tragedi Kanjuruhan belum terpenuhi. Ia juga mengatakan jika belum ada transparansi dari Manajemen Arema FC terkait keamanan dan jaminan hukum selama pertandingan nanti.
"Jangan sampai terjadi Tragedi Kanjuruhan part 2 dan seterusnya. Yang kemarin saja ada 135 yang meninggal dan ribuan yang luka mereka tidak peduli dan mengentengkan. Mereka tidak belajar, pihak manajemen, PT LIB, san PSSI dengan gampangnya (melupakan)," tegasnya.
Devi Athok juga kecewa dengan pihak Polres Malang yang selama ini tertutup kepada mereka. Sekedar untuk melakukan konsultasi hukum, Devi menyampaikan jika ia tidak diberikan kesempatan. "Tentu kita kecewa, karena kita sudah melakukan berbagai cara mulai dari bersurat tapi tidak direspon. Kita mau anarkis ya tidak mungkin. Takutnya ini akan jadi bom waktu," ujarnya.
Ketika ditanya soal apakah akan melakukan aksi saat Arema FC sudah bermain di Stadion Kanjuruhan, Devi Athok mengungkapkan jika peluang itu pasti ada. Tapi ia tidak mengungkapkan akan melakukan aksi saat Arema FC bertemu Persebaya atau lainnya.
"Karena yang namanya suporter bola sudah di luar nalar. Kalau sudah banyak massa, kita sudah tidak bisa mencegah lagi. Kalau secara diplomatis dan hukum hasilnya seperti ini, saya gak bisa berkata-kata lagi," pungkasnya.
4. Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang lain kini di tengah persimpangan jalan

Sementara itu, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang lain, Nuri Hidayat mengatakan jika sebenarnya ia belum berkehendak karena dari sisi hukum belum mendapat keadilan, salah satunya proses restitusi yang belum dijalankan. Tapi di satu sisi ia juga tidak mau dilihat menjadi penghambat jalannya pemerintahanan.
"Kita sudah pasang spanduk di Gate 13 bahwa Arema belum boleh main di Kanjuruhan sebelumnya permasalahan selesai. Cuma kita sempat ngobrol dengan Dispora, mereka bilang kalau Pemda juga butuh PAD, salah satunya dari Kanjuruhan," paparnya.
"Saya sudah bilang silahkan dipakai olahraga bahkan Piala Dunia, tapi jangan Arema dulu. Karena sampai saat ini belum ada pihak Manajemen Arema FC yang menemui kita lagi, terakhir ya hanya saat doa bersama 2 tahun Tragedi Kanjuruhan. Tapi kita mau menentang lagi gak bisa, kita gak mau bentrok lagi sama Polisi," tandasnya.
Nuri kini hanya berharap saya agar Aremania selalu kirimkan doa untuk para korban Tragedi Kanjuruhan. Tujuannya agar tidak lupa dengan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa.