Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keluarga Korban Kanjuruhan Minta 1 Oktober Jadi Hari Duka Sepak Bola

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Nuri Hidayah. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan merasa sangat terpukul karena segala usaha mereka untuk mencari keadilan kandas. Belum cukup sampai di situ, kini Stadion Kanjuruhan mulai direnovasi membuat mereka kian merana. Pasalnya mereka menuntut agar Stadion Kanjuruhan tidak direnovasi sampai keadilan bisa ditegakkan pada keluarga korban.

Kini mereka hanya memiliki harapan tipis pada perjuangan menuntut keadilan Tragedi Kanjuruhan. Setidaknya mereka berharap agar pada 1 Oktober 2023 tidak dilaksanakan pertandingan sepakbola di seluruh Indonesia.

1. Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan meminta 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Duka Sepakbola Nasional dan dikibarkan bendera setengah tiang

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Nuri Hidayat. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Nuri Hidayat meminta pada pemerintah dan PSSI agar pada 1 Oktober tidak diselenggarakan pertandingan sepakbola. Mereka berharap tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Duka Sepakbola Nasional. Sehingga pada satu hari tersebut seluruh insan sepakbola bisa menghormati keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

"Pada 1 Oktober kami berharap ada penghormatan buat anak-anak kita, kalau bisa jangan main sepak bola dulu. Umpama kalau memungkinkan kita juga mohon bendera setengah tiang untuk menghormati Tragedi Kanjuruhan, soalnya ini adalah peristiwa internasional," terangnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (16/9/2023).

Dalam kesempatan tersebut ia juga berharap agar Ketua PSSI, Presiden RI, Ketua DPR RI, Ketua MPR RI, Panglima TNI, Kapolri, dan khususnya jajaran Polda Jatim, Forkopimda Kabupaten Malang supaya segera dibukakan pintu hatinya agar mempercepat dan memperlancar kasus Tragedi Kanjuruhan ini. 

'Kami memohon agar mendapatkan perlakuan yang seadil-adilnya. Dan apabila beliau-beliau yang saya gak bisa sebutkan ada keinginan mempersulit kasus yang menimpa anak saya, mudah-mudahan laknat Allah akan segera datang," tegasnya.

2. Keluarga korban yang lain juga meminta agar Liga 1 dihentikan terlebih dahulu

Potret renovasi Stadion Kanjuruhan yang sudah berjalan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Sementara keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang lain, Bambang Lesmono berharap agar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menghentikan Liga 1 terlebih dahulu. Ia berharap agar segenap insan sepakbola terlebih dahulu fokus pada penyelesaian Tragedi Kanjuruhan. Ia merasa saat ini pemerintah sudah kehilangan mata hatinya untuk keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

"keluarga korban sudah 1 tahun menderita karena kehilangan anak. Bayangkan bagaimana kalau ini terjadi pada pimpinan semuanya," ujarnya.

Ia mengatakan jika pemerintah sudah tidak memiliki perasaan karena tetap melanjutkan renovasi Stadion Kanjuruhan. Padahal kasus Tragedi Kanjuruhan belum tuntas. Ia mengatakan kalau kini keluarga korban Tragedi Kanjuruhan kian menderita.

3. Devi Athok menyampaikan kekecewaannya pada Erick Thohir dan Polres Malang

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Sementara itu, Devi Athok yang juga hadir di Stadion Kanjuruhan juga melampiaskan kekecewaan pada Erick Thohir. Menurutnya Erick Thohir telah ingkar janji setelah menjanjikan pengusutan Tragedi Kanjuruhan sebelum terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.

"Untuk Bapak Jokowi, mohon kami rakyat kecil dibantu untuk mencari keadilan. Kita di Kabupaten Malang sudah dizolimi di Polres (Malang) Kepanjen. Laporan kami dianggap tidak sesuai dengan Pasal 338 (KUHP) dan 340 (KUHP)," ucapnya.

Ia merasa jika pihak Polres Malang bisa saja melanjutkan Laporan Model B ke tingkat penyidikan, tapi hal tersebut tidak dikabulkan. Ia merasa jika Polres Malang menghentikan Laporan Model B karena tidak ingin memproses hukum sesama polisi.

"Rupanaya penyidik dan Kapolres (Malang) Putu Kholis memberhentikan Laporan Model B. Padahal mereka bisa saja meningkatkan ke penyidikan dan menangkap para pelakunya, tapi inilah polisi mau menangkap polisi, rupanya institusi tidak mau membuka aib kebobrokan kepolisian," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal Adhi Pratama
EditorRizal Adhi Pratama
Follow Us