Jalur Pendakian Semeru Dibuka Lagi, Begini Penjelasan Menhut

Malang, IDN Times - Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni telah mengumumkan bahwa jalur pendakian Gunung Semeru telah dibuka kembali sejak 23 Desember 2024. Tapi jalur pendakian hanya diperbolehkan sampai Ranu Kumbolo saja. Kabar ini menjadi kabar bahagia karena hampir 5 tahun gunung tertinggi di Jawa ini ditutup.
1. Menhut mengatakan dibukanya Gunung Semeru hanya sampai Ranu Kumbolo

Raja Juli menyampaikan jika pihaknya telah melalui banyak pertimbangan untuk membuka jalur pendakian Gunung Semeru. Salah satunya dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memastikan aktivitas vulkanologi Gunung Semeru telah stabil.
"Kemarin secara resmi pendakian Gunung Semeru mulai dibuka, tapi ada buffer sampai di Ranu Kumbolo. Sebenarnya mendaki sampai radius 3,5 kilometer dari (puncak) Mahameru boleh atau sampai Kali Mati, tapi kami putuskan sampai Ranu Kumbolo supaya lebih aman," terangnya saat ditemui di Lautan Pasir Bromo pada Selasa (24/12/2024).
2. Dalam sehari dibatasi 200 pendaki saja di Gunung Semeru

Raja Juli juga menyampaikan jika mereka hanya membatasi 200 orang saja yang mendaki Gunung Semeru dalam sehari. Namun, ia tidak memungkiri jika kuota ini akan bertambah jika kondisi Gunung Semeru kian stabil kedepannya.
"Kalau kuota yang sudah ditentukan sekitar 200 orang per hari, jadi mudah-mudahan cuaca baik. Kemudian mohon mengikuti perkembangan informasi dari balai kami (TNBTS)," ujarnya.
3. Tiket masuk Gunung Semeru hanya dijual secara daring oleh BB TNBTS

Lebih lanjut, politisi asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengatakan jika tiket masuk Gunung Semeru hanya dijual secara daring memalukan website Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kemudian ada persyaratan lain seperti surat keterangan sehat uang wajib dibawa para pendaki.
"Jadi ini adalah bentuk transparansi tata kelola tempat wisata, sebab setiap hasil dari pembelian tiket pendakian akan digunakan sebagai uang pengelolaan kawasan Gunung Bromo, Tengger, dan Semeru," pungkasnya.